Daerah

Spesialisasi Bidang Ilmu Tidak Asing bagi Pesantren

Ahad, 29 Mei 2022 | 13:00 WIB

Spesialisasi Bidang Ilmu Tidak Asing bagi Pesantren

Mudir 'Aam Ma'had Aly Fadhlul Jamil Marhalah Ula Pesantren Ma’hadul Ulum as-Syar’iyyah (MUS) Sarang Rembang Jateng, KH M Sa’id Abdurrochim mengisi sambutan pengukuhan wisudawan ma’had aly tersebut, Sabtu (28/5/22). (Foto: Ahmad Hanan)

Rembang, NU Online
Suatu kemajuan dan peningkatan adalah hal yang patut disyukuri bersama. Hal ini dikarenakan bagaimanapun dunia ini pasti ada pengembangan serta peningkatan yang merupakan bagian dari sunnatullah yang tidak bisa kita hindari


Perkembangan ini meliputi berbagai aspek kehidupan. Mulai dari bahasa, metode pembelajaran, dan sebagainya. Hal ini sebagaimana yang disampaikan oleh Mudir 'Aam Ma'had Aly Fadhlul Jamil Marhalah Ula Pesantren Ma’hadul Ulum as-Syar’iyyah (MUS) Sarang Rembang Jateng, KH M Sa’id Abdurrochim dalam sambutan dan pengukuhan wisudawan ma’had aly tersebut, Sabtu (28/5/22).


"Kalau dulu kita bisa melihat bagaimana disiplin ilmu fiqih itu sangat terbatas sekali. Bisa kita lihat dengan kitab pertama yang dikarang oleh Imam Syafi’i tentang ushul fiqih. Beliau peletak batu pertama fan ushul fiqih," jelasnya.


"Kalau kita lihat, itu sangat simple, ringkas sekali. Bisa kita lihat dalam kitab beliau, kitab Ar-Risalah. Kemudian menjadi berkembang, menjadi banyak peningkatan pembahasannya sehingga ilmu ushul fiqih ini bisa ditulis menjadi banyak kitab," sambungnya.


Kiai Sa’ide, sebagaimana ia sering disapa, mengatakan bahwa dalam masalah jenjang pendidikan selalu ada peningkatan-peningkatan.


"Kalau dulu kita kuliah kedokteran itu hanya ada dokter umum. Tapi sejalan dengan peningkatan ilmu kedokteran, sekarang ini lebih mendetail sehingga sudah banyak spesialisasi di ilmu kedokteran," ungkapnya.


"Begitu juga pada materi perkuliahan keagamaan juga mengalami perubahan-perubahan. Katakan pada kuliah syariah itu ada pengembangan-pengembangan akhwal syakhsiyah, ekonomi syariah, dan sebagainya," tambahnya.


Menyikapi hal ini, ia mengatakan bahwa dunia pesantren sangat bergembira dalam menghadapi hal semacam ini. Karena pada dasarnya spesialisasi bidang ilmu itu hal yang tidak asing di dunia pesantren.


"Ada maqalah 'Man tabahhara fi ilmin wahid fakaannama tabahhara fi jami'il 'ulum'. Barangsiapa yang mendalami, menguasai suatu bidang keilmuan, maka seakan-akan dirinya menguasai semua ilmu," tuturnya.


"Kalau kita merujuk pada metode pembelajaran ulama-ulama terdahulu itu memang lebih bersifat pendalaman, takhasus, berjenjang," imbuhnya.


Karena itu, ia menyambut gembira bentuk takhasus atau speasialisasi yang menjadi ciri khas pendidikan zaman sekarang ini. Salah satunya adalah dengan adanya Ma’had Aly Takhasus Fiqih wa Ushulihi spesialis Ijtihad Nawazil.


"Saya yakin ini adalah suatu kebutuhan bersama, karena yang kita amati selama ini lulusan-lulusan pondok pesantren masih kurang begitu mendalami dan menguasai bidang agama secara mendetail dan mendalam. Untuk itu harus dikembangkan lagi dengan sistem klasikal yang lebih tinggi, ma’had aly marhalah ula, tsaniyah, sampai tsalisah," bebernya.


Kontributor: Ahmad Hanan
Editor: Kendi Setiawan


Editor: