Daerah

Tangani Covid-19, Kiai Salman: Santri Harus Jadi 'Uswah'

Ahad, 11 Juli 2021 | 00:30 WIB

Tangani Covid-19, Kiai Salman: Santri Harus Jadi 'Uswah'

Ketua Umum Yayasan Lembaga Pendidikan Islam (YLPI) Buntet Pesantren KH Salman Al-Farisi . (Foto: Istimewa)

Cirebon, NU Online
Ketua Umum Yayasan Lembaga Pendidikan Islam (YLPI) Buntet Pesantren KH Salman Al-Farisi mengingatkan agar santri harus menjadi teladan dalam menghadapi dan menangani Covid-19. Sebab, meski berbagai sistem kehidupan luluh lantak akibat pandemi, tetapi fungsi dan peran santri dan pesantren dituntut harus tetap berjalan.


“Para santri juga dituntun dan dituntut untuk menjadi santri yang selalu menjadi garda terdepan, sebagai role model dan uswah dalam penanganan covid-19 ini. Para santri juga dituntut berperan dalam memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai Covid-19 ini,” katanya saat memberikan sambutan pada Haul Almarhumin Sesepuh dan Warga Pondok Buntet Pesantren yang dilakukan secara virtual pada Sabtu (10/7).


Mentaati dan memperhatikan protokol kesehatan hal ini lanjutnya, adalah bagian dari ikhtiar untuk mendoakan para sesepuh yang sudah mendahului. Langkah ini juga merupakan ikhtiar spiritual agar para kiai santri masyarakat pondok pesantren dan seluruh masyarakat Indonesia dilindungi oleh Allah swt dari wabah yang saat ini sedang merebak.


Kiai Salman mengungkapkan bahwa pandemi dalam sejarah bukan kali ini saja terjadi. Ribuan, bahkan jutaan manusia telah meninggal dunia karena berbagai wabah yang ganas. Bahkan beberapa sahabat Nabi pun ada yang meninggal karena wabah yang terjadi pada tahun 18 Hijriyah abad ke-7 masehi, di antaranya adalah Ubaidillah bin Jarrah, Muadz bin Jabal, Yazid bin Abi Sufyan.


Mengutip Imam Ibnu Hajar al-asqalani dalam kitabnya Badzlul Maun fi Fadhli Thaun, Kiai Salman menceritakan bahwa banyak orang berbondong-bondong menuju masjid untuk berdoa agar wabah thaun yang terjadi pada abad ke-8 di Syam segera diangkat. Namun, yang terjadi justru sebaliknya, banyak yang terjangkiti. Untuk itu, Nabi Muhammad saw memberikan tips atau cara untuk memutus mata rantai wabah ini dengan cara melarang orang dari dalam keluar dan dari luar masuk.

 

“Tips ini mirip sekali dengan teori lockdown atau karantina wilayah pada saat ini,” katanya.


Oleh karena itu, Kiai Salman mengajak seluruh elemen masyarakat, khususnya para kiai dan santri untuk mengedukasi masyarakat bahwa wabah pandemi Covid-19 itu memang nyata adanya. Agama pun, lanjutnya, telah memberikan tuntunan untuk menghadapinya sehingga tidak perlu pembenturan agama dan kebijakan pemerintah.


“Tidak perlu membenturkan agama dengan kebijakan penguasa dalam hal ini pemerintah dalam mengendalikan wabah Covid-19 ini yang dipahami sebagian orang sebagai bentuk penzaliman terhadap umat Islam,” katanya.


“Marilah, kita bersama-sama para tokoh agama para santri untuk mendukung program pemerintah di dalam mengendalikan penyebaran wabah Covid-19 ini,” tambahnya.


Kiai Salman juga berharap agar para kiai dapat terus terjaga kesehatannya dan bangsa Indonesia lepas dari wabah Covid-19. “Mudah-mudahan kita semua terutama para kiai terus dijaga dari wabah ini sehingga kita semuanya seluruh bangsa Indonesia terbebas dari Covid-19,” pungkasnya.

 

Pada kesempatan yang sama, Sesepuh Pondok Buntet Pesantren Cirebon KH Adib Rofiuddin Izza menyampaikan duka cita mendalam atas wafatnya Pengasuh Pondok Pesantren Ploso, Kediri, Jawa Timur KH Zainuddin Djazuli. Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ini pun mengajak seluruh orang yang hadir secara virtual membacakan surat al-Fatihah untuk almarhum.


Kegiatan ini juga diisi dengan pengajian umum yang disampaikan oleh Habib Umar al-Muthahhar langsung dari Semarang, Jawa Tengah. Kegiatan haul ini juga diisi dengan pembacaan Istighatsah Kasidah Ya Muhaimin yang dipimpin oleh KH Ahmad Haris NZ, Ketua YLPI Buntet Pesantren Bidang Keamanan dan Sarana dan Prasarana.


Pewarta: Syakir NF
Editor: Muhammad Faizin