Daerah

Upaya NU Pringsewu Bantu Pesantren Bebas dari Tuberculosis

Jum, 3 September 2021 | 10:00 WIB

Upaya NU Pringsewu Bantu Pesantren Bebas dari Tuberculosis

Foto: dok istimewa

Pringsewu, NU Online
Sebagai upaya membantu pesantren dalam meningkatkan kualitas kesehatan di pesantren, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Pringsewu, Provinsi Lampung melaksanakan program pesantren sehat. Program ini memfokuskan pada pemberdayaan masyarakat pesantren dalam pencegahan Tubercolosis melalui gerakan masyarakat atau pola hidup bersih dan sehat.

 

"Program ini merupakan kerjasama NU Pringsewu, Lembaga Kesehatan PBNU, dan juga Kementerian Kesehatan khususnya untuk menangani permasalahan penyakit menular seperti TBC," kata Wakil Ketua PCNU Pringsewu H Munawir pada Rapat Koordinasi PCNU, Dinas Kesehatan, dan perwakilan pesantren di Aula Kantor PCNU Pringsewu, Jumat (3/9/2021).

 

Dengan program ini, NU Pringsewu berharap akan terwujud masyarakat pesantren yang sehat secara mandiri, berperan aktif dalam menjaga dan meningkatkan kesehatan masyarakat pesantren dengan menerapkan perubahan perilaku sehat di lingkungan yang aman dan sehat.

 

"Menjaga kesehatan dan kebersihan merupakan bagian dari mengamalkan Maqashid Syariah (tujuan syariat) yaitu Hifdzun Nafs (menjaga jiwa). Kita perlu sadari bahwa Islam itu bersih, maka kita harus menjaga kebersihan karena sesungguhnya tidak masuk surga kecuali orang-orang yang bersih," katanya.

 

Dalam hal ini, perlu peran semua pihak untuk mewujudkan pesantren yang sehat. Bukan hanya satu elemen, semua elemen mulai dari santri itu sendiri harus berperan dalam mewujudkan lingkungan pesantren yang sehat. Terlebih dalam masa pandemi seperti sekarang ini di mana penyakit menular seperti corona juga masih mewabah.

 

"Kita sering jumpai penyakit gatal-gatal, ISPA, dan magh di pesantren yang itu kebanyakan karena kurangnya kebersihan diri, pakai alat mandi dan pakaian secara bergantian, kehabisan sabun, odol dan sampo, makanan yang kurang sehat dan faktor non perilaku seperti lingkungan berdebu, kotor dan juga minimnya fasilitas pesantren seperti keterbatasan jumlah kamar mandi dan toilet. Bisa jadi satu kamar diisi oleh banyak santri, tidak ada ventilasi udara, dan sinar matahari yang masuk ke dalam kamar santri," ungkapnya.

 

Semua ini harus menjadi perhatian seluruh elemen karena bagaimanapun para santri merupakan generasi penerus yang semuanya ingin pendidikan dan kesehatannya terjaga dengan baik. Sehingga lanjut Munawir, pencegahan penyakit menular menjadi penting di pesantren yang merupakan komunitas komunal atau hidup bersama-sama.

 

Sementara Kasie P2M Dinkes Pringsewu Herlambang Sunendar mengungkapkan bahwa pesantren menjadi salah satu target nasional dalam pencegahan penyakit menular. Hal ini karena dalam pesantren, hidup komunitas yang diisi oleh banyak orang yang menjalankan rutinitas kehidupan bersama. 

 

"Untuk menyelesaikan permasalahan penyakit menular perlu berbagai langkah di antaranya elemen penghubung antara masyarakat dengan pesantren, edukasi, modifikasi lingkungan, kerjasama melalui screening dan deteksi dini serta penanganan masalah penyakit menular," ungkapnya.

 

Menduduki ranking ke-3 dunia terkait kasus TB, Indonesia melalui Dinas Kesehatan telah melakukan berbagai upaya serius menangani hal ini. Di antaranya melalui program kemitraan dan sejenisnya termasuk langkah yang disebut dengan TOSS (Temukan dan Obati Sampai Sembuh).

 

Program Pesantren Sehat di Pringsewu ini melibatkan lima pesantren yakni Pesantren Yasmida Ambarawa, YPPTQMH Ambarawa, Al Husna Pringsewu, Al Wustho Pringsewu, dan Madinatul Ilmi Pagelaran. Pesantren ini akan didampingi oleh petugas dari Puskesmas yang ada di wilayah tersebut. Program Pesantren Sehat ini akan digelar dalam rentang waktu mulai September-November 2021 dengan berbagai program yang telah disusun oleh LK PBNU.

 

Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Kendi Setiawan