Opini

Nabi Muhammad dan Pengaruh Besarnya Sepanjang Sejarah

Jum, 30 September 2022 | 18:00 WIB

Besarnya pengaruh Rasulullah Muhammad saw di dunia juga dijelaskan oleh Michael E. Hart, Sejarawan sekaligus penulis buku tersohor dari Amerika Serikat yang pernah bekerja sebagai guru besar Astronomi dan Fisika di Universitas Maryland, Amerika Serikat. Ia menulis buku The 100. Buku tersebut mendeskripsikan 100 tokoh paling berpengaruh di dunia dan Michael E. Hart menahbiskan Rasulullah di posisi nomor wahid atau nomor satu.


Hart menempatkan Nabi Muhammad sebagai manusia berpengaruh sepanjang sejarah melebihi tokoh lainnya. Lahir dari keluarga sederhana yang jauh dari pusat peradaban. Meskipun demikian, Nabi Muhammad menjadi seorang yang terjaga dan tidak terlibat dalam tindakan penyimpangan sosial yang menjadi tradisi masyarakat Arab pada masa jahiliyah. Muhammad menjalani hidup sesuai dengan tuntunan Tuhan. Tidak pernah sekalipun Muhammad berbohong, menipu, berzina atau mabuk-mabukkan sebagaimana yang dilakukan oleh masyarakat Arab di masa itu.


Pentahbisan Hart terhadap sosok Nabi Muhammad sebagai tokoh paling berpengaruh di dunia identik dengan penegasan ulama muda Nahdlatul Ulama KH Ahmad Muwafiq atau Gus Muwafiq. Penulis buku Islam Rahmatan ‘Alamin (2019) ini menjelaskan, Nabi Muhammad diutus untuk semua umat manusia di dunia. Jangkauannya tidak hanya satu suku, satu wilayah, atau satu negara, namun jangkauannya seluruh manusia di seluruh wilayah dan negara di dunia.


Dalam buku yang ditulisnya itu, Gus Muwafiq menerangkan bahwa Nabi Muhammad adalah Nabi akhir zaman, yang jangkauannya bukan lagi jangkauan negara, baukan jangkauan satu bangsa, tetapi jangkauan Nabi Muhammad untuk menjadi rahmatan lil alamin. Ini perbedaaan Nabi Muhammad  dengan Nabi-Nabi lainnya.

 

Nabi Adam as menjadi nabi mengurus satu keluarga. Itu saja ribetnya sudah luar biasa merujuk pada peristiwa antara Habil dengan Qabil. Nabi Nuh menjadi nabi jangkauan satu kaum itu saja ribetnya luar biasa. Nabi Ibrahim satu bangsa, itu saja ribetnya sudah luar biasa. Makanya dibekali oleh Allah mukjizat-mukjizat yang luar biasa.


Nabi Musa mengurus satu negara, negara Mesir itu saja dibekali oleh Allah dengan bekal-bekal yang luar biasa. Punya tangan masuk saku keluar jadi listrik. Punya tongkat dilemparkan bisa jadi naga. Punya tongkat dipukulkan ke laut jadi 'jalan tol'.


Nabi Daud diutus mengurusi satu negara, tetapi mempunyai kemampuan yang luar biasa. Tangan masuk ke dalam tanah, keluar menjadi logam; bisa dijadikan pedang, bisa juga dijadikan baju. Nabi Sulaiman jangkauan satu negara kelebihannya luar biasa. Nabi Sulaiman mampu membangun kota besar dengan menggunakan tenaga jin. Lalu bisa berbicara dengan semut, berbicara dengan burung, bahkan angin pun bisa diajak berbicara.


Nabi Isa as pun demikian, jangkauannya satu negara, satu bangsa sekitar Romawi. Akan tetapi kemampuannya luar biasa. Manusia yang buta dipegang matanya bisa melek kembali, orang mati bahkan bisa dibangunkan.


Gus Muwafiq menyatakan, Nabi Muhammad menjadi Nabi ketika manusia sudah menjadi bangsa-bangsa, menjadi suku-suku dan itu harus dijangkau semuanya. Maka dari situlah Nabi Muhammad dilahirkan di Kota Makkah. Kenapa Nabi tidak lahir di Bogor, tidak lahir di China, tetapi lahir di Makkah? Karena Makkah adalah guidance, Makkah adalah tempat dimana manusia pertama kali mengenal Allah swt.


Juga karena di Makkah ada monumen paling tua di muka bumi. Yang Allah sebut, inna awwala baitin wudhi’a linnasi lalladzi bibakata mubarakan wa huda lil ‘alamin (QS Ali Imran: 96), di situ dibangun bangunan tua, bahkan ada yang mengkaji itu sesungguhnya itu adalah petilasan pertama ketika Nabi Adam turun ke muka bumi. Memberikan tanda di situ agar manusia mempunyai guidance kalau harus kembali kepada Allah.


Makkah adalah kunci di mana manusia harus dikembalikan ke jalan Allah. Itulah kemudian mengapa Rasulullah saw lahir di Kota Makkah untuk mengembalikan simbol kenabian dari awal sampai akhir sebagai wujud Khatamul Anbiya’ wal Mursalin. Makanya ketika terjadi sengketa dengan agama-agama sebelumnya, maka kemudian Allah mengutus Rasulullah sebagai guidance kenabian, lalu Rasulullah diangkat ke langit. Rasulullah ditunjukkan jejak para pendahulunya.


Fathoni Ahmad, Redaktur Pelaksana NU Online.