Internasional

40 Hari Perang, 11.320 Warga Palestina Terbunuh Israel, 4.650 Anak-Anak dan 3.145 Perempuan

Rab, 15 November 2023 | 19:00 WIB

40 Hari Perang, 11.320 Warga Palestina Terbunuh Israel, 4.650 Anak-Anak dan 3.145 Perempuan

Kondisi salah satu sudut Jalur Gaza, Rabu (15/11/2023). (Foto: Anas Al Sharif via X/@Timesofgaza)

Jakarta, NU Online

Jumlah warga Palestina yang meninggal akibat serangan Israel yang terus berlangsung di Jalur Gaza selama sebulan lebih telah melonjak menjadi 11.320 jiwa dan korban luka-luka mencapai 29.200.


Sebanyak 4.650 korban meninggal merupakan anak-anak, sementara 3.145 lainnya adalah wanita, menurut laporan resmi pemerintah.


"Para korban termasuk 4.650 anak-anak dan 3.145 wanita, sementara 29.200 lainnya terluka," demikian bunyi pernyataan tersebut, dikutip dari Anadolu Agency, Rabu (15/11/2023).


Sementara itu, 3.600 orang lainnya dinyatakan hilang, termasuk 1.755 anak-anak. Ratusan tenaga profesional seperti tenaga medis, jurnalis, dan petugas keamanan sipil juga dilaporkan tewas.


"Sebanyak 198 petugas medis, 22 personel keamanan sipil, dan 51 jurnalis juga tewas dalam serangan itu," tambahnya.


Agresi Israel yang meletus sejak 7 Oktober 2023 lalu itu hingga saat ini telah membuat lebih dari setengah rumah sakit di Gaza tidak berfungsi, lantaran kekurangan bahan bakar dan kerusakan fasilitas yang masif akibat serangan.


Sebanyak 25 rumah sakit dan 52 pusat perawatan kesehatan tidak beroperasi, sementara 55 ambulans menjadi sasaran serangan militer Israel.


Kurangnya bahan bakar dan pengepungan militer Israel di kompleks Rumah Sakit al-Shifa Gaza, Palestina telah menyebabkan 40 pasien meninggal dalam lima hari terakhir.


"Delapan puluh dua orang dimakamkan di kuburan massal di dalam kompleks medis, karena pasukan Israel yang masih mengepung rumah sakit," tambahnya.


Ribuan fasilitas umum, termasuk rumah sakit, masjid dan gereja, telah rusak atau hancur dalam serangan Israel. Sementara itu, korban tewas Israel mencapai 1.200, menurut angka resmi.


Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengungkapkan keprihatinannya atas serangan militer Israel yang menargetkan Rumah Sakit al-Shifa.


"Laporan serangan militer ke rumah sakit al-Shifa sangat memprihatinkan," ungkap Tedros melalui media sosial X-nya, Rabu (15/11/2023).


Ia menyebutkan pihaknya telah kehilangan akses komunikasi dengan pihak rumah sakit. "Kami sudah kehilangan kontak lagi dengan tenaga kesehatan di rumah sakit. Kami sangat mengkhawatirkan keselamatan mereka dan pasien mereka," katanya.