Internasional

Ali Bongo Ondimba, Presiden Gabon yang Dilengserkan Militer

Jum, 1 September 2023 | 22:00 WIB

Ali Bongo Ondimba, Presiden Gabon yang Dilengserkan Militer

Ali Bongo, Presiden Gabon yang dikudeta. (Foto: Instagram Ali Bongo)

Jakarta, NU Online

Krisis politik di Gabon tengah meletus ketika Ali Bongo Ondimba dinyatakan sebagai pemenang dalam pemilihan umum pada Sabtu (26/8/2023) lalu. Sekelompok elit militer menyatakan telah mengambil kekuasaan pemerintah pada Rabu (30/8/2023) setelah Ali Bongo yang telah berkuasa sejak kematian ayahnya pada tahun 2009 kembali memenangkan pemilihan umum untuk ketiga kalinya.


Bongo berhasil mengalahkan saingan utamanya Albert Ondo Ossa dalam satu putaran pemungutan suara, mengumpulkan 64,27 persen suara, menurut hasil dari badan pemilihan. Dengan begitu, Bongo kembali memenangkan pemilihan umum yang ketiga kalinya. Ia telah berkuasa di negara tersebut sejak tahun 2009 sejak kematian ayahnya, Omar Bongo Ondimba. Mendiang ayah Bongo diketahui telah memerintah negara tersebut selama 42 tahun, tepatnya sejak tahun 1967. Politik dinasti keluarganya telah berlangsung selama 55 tahun di Gabon.


Lantas, siapa Ali Bongo Ondimba?


Dalam laporan BBC, Ali Bongo lahir sebagai Alain Bernard Bongo di negara tetangga, Kongo-Brazzaville pada 9 Februari 1959. Alain Bernard muda masih berada di bangku sekolah dasar ketika ayahnya Omar Bongo mengambil alih Gabon pada tahun 1967. 


Pada usia sembilan tahun, Ali Bongo dikirim ke sekolah swasta di Neuilly, pinggiran kota Paris, dan kemudian ke Sorbonne, Perancis tempat dia belajar hukum. Pada tahun 2018, ia dianugerahi gelar Doktor Kehormatan Hukum dari Universitas Wuhan, Tiongkok.
 

Bongo merupakan seorang mualaf yang masuk Islam dan mengadopsi nama 'Ali,' bersama ayahnya, Albert-Bernard Bongo, yang juga mengubah namanya menjadi 'Omar.' Bongo adalah pecinta musik. Pada tahun 1977, ia merilis album funk bertajuk 'A Brand New Man' yang diproduseri oleh Charles Bobbit. 


Di bawah pemerintahan mendiang ayahnya, Bongo menjabat sebagai Menteri Luar Negeri (1989 – 1991), mewakili Bongoville sebagai Wakil di Majelis Nasional (1991 – 1999) dan Menteri Pertahanan (1999 – 2009), seperti dikutip dari Punch. 


Bongo kemudian dilantik sebagai Presiden Gabon pada tahun 2009 dan terpilih kembali pada tahun 2016, dalam pemilu yang dikatakan “dirusak oleh berbagai penyimpangan, penangkapan dan pelanggaran hak asasi manusia.”


Pada bulan Oktober 2009, dalam upaya mengurangi korupsi dan pembengkakan pemerintahan, Bongo memulai upaya perampingan pemerintahan dengan mencopot 17 posisi setingkat menteri dan menghapuskan jabatan wakil presiden.