Internasional

Gangguan Israel saat Ramadhan: Potong Kabel Speaker-Larang Ulama Masjid Al-Aqsa Bepergian

Rab, 21 April 2021 | 04:00 WIB

Gangguan Israel saat Ramadhan: Potong Kabel Speaker-Larang Ulama Masjid Al-Aqsa Bepergian

Israel telah melakukan berbagai upaya untuk mencegah adzan pada hari pertama Ramadhan dan mengganggu kegiatan umat Islam di Masjid Al-Aqsa.

Yerusalem, NU Online
Israel telah melakukan berbagai upaya untuk mencegah adzan pada hari pertama Ramadhan dan mengganggu kegiatan umat Islam di Masjid Al-Aqsa. Warga Palestina menuduh Israel telah membobol empat menara dan memotong kabel pengeras suara Masjid Al-Aqsa. Pada Sabtu (17/4), pasukan Israel menembakkan gas air mata dan granat kejut ketika jamaah Palestina meninggalkan Kompleks Al-Aqsa. 


Pada Ahad (18/4), Mufti Agung Yerusalem dan Khatib Masjid Al-Aqsa, Syekh Muhammad Hussein, mengungkapkan bahwa otoritas Israel memutus saluran listrik pengeras suara Masjid al-Aqsa. Seperti diberitakan Middle East Monitor, Israel juga dilaporkan menyita makanan yang disediakan pihak masjid untuk berbuka puasa bagi para jamaah.


Lebih dari itu, Israel mengancam akan menyerbu Masjid Al-Aqsa di hari-hari terakhir bulan suci Ramadhan. Hussein menegaskan, dirinya tidak gentar menghadapi ancaman tersebut. Ia meminta penduduk Palestina di Israel untuk meningkatkan kehadirannya di Masjid Al-Aqsa guna mengusir serbuan kelompok tersebut. Ia juga meminta negara-negara Islam untuk bertindak terkait pelanggaran Israel terhadap situs tersuci ketiga bagi umat Islam tersebut. 


Pada hari yang sama, Ahad (18/4), Direktur Masjid Al-Aqsa, Syekh Omar al-Kiswani, diinterogasi dan diperiksa oleh badan intelijen Israel. Diberitakan Al-Araby, Al-Kiswani dituduh melakukan pelecehan terhadap jamaah Palestina di situs suci Yerusalem. Polisi dan badan intelijen Israel sebelumnya telah menangkap Al-Kiswani. 


Otoritas Israel juga melarang seorang ulama Masjid Al-Aqsa, Syekh Ekrima Sabri (82), untuk bepergian selama empat bulan ke depan. Larangan itu dikeluarkan oleh Menteri Dalam Negeri Israel, Aryeh Deri. Namun demikian, tidak diketahui apa alasan otoritas Israel melarang Syekh Sabri untuk bepergian.


Diberitakan Anadolu Agency, Selasa (20/4), Syekh Sabri menilai bahwa kebijakan itu kelewatan. Dia menegaskan bahwa kebijakan semacam itu tidak akan menghancurkan dan melemahkan tekadnya untuk menentang pendudukan Israel.


“Kami teguh di Palestina dan tidak akan pernah meninggalkannya,” tegasnya.  


Syekh Sabri adalah salah seorang tokoh terkemuka Palestina yang menentang kebijakan-kebijakan Israel terkait pembatasan aktivitas warga Palestina di Masjid Al-Aqsa. Dia pernah menjabat sebagai Mufti Agung Yerusalem dan Palestina. Dia beberapa kali menjadi sasaran Israel. Pada 26 Maret lalu, Israel mengeluarkan larangan perjalanan bagi Syekh Sabri selama satu bulan, dan itu bisa diperpanjang. 

 

Perdana Menteri Palestina Mohammed Shtayyeh, mengutuk berbagai pelanggaran yang dilakukan Israel di Masjid Al-Aqsa selama bulan suci Ramadhan tersebut. Menurut dia, dilansir kantor berita Palestina, WAFA, gangguan dan serangan tersebut merupakan bagian dari rencana besar Israel untuk memecah tempat suci umat Islam. Karena itu, dia bersumpah akan terus menghadapi rencana Israel itu.


Pewarta: Muchlishon
Editor: Fathoni Ahmad