Internasional

Ini Pesan Ketua PBNU saat Kunjungi Mahasiswa NU di Al-Azhar Mesir

Sen, 13 Juni 2022 | 13:30 WIB

Ini Pesan Ketua PBNU saat Kunjungi Mahasiswa NU di Al-Azhar Mesir

Ketua PBNU KH Ahmad Fahrur Rozi bersama para mahasiswa Program Beasiswa PBNU untuk Universitas Al-Azhar Kairo Mesir. (Foto: Istimewa)

Kairo, NU Online
Para mahasiswa Indonesia di Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir, membutuhkan perhatian yang intensif agar mempunyai perhatian terhadap negerinya. Selain itu, agar mereka mempunyai kepekaan terhadap perkembangan masyarakat secara luas, termasuk adanya isu-isu global.

 

Hal itu disampaikan Ketua PBNU KH Ahmad Fahrur Rozi saat mengunjungi para mahasiswa Indonesia, khususnya program Beasiswa PBNU di Universitas Al-Azhar. Acara berlangsung di Kantor Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Mesir pada Jum’at (10/6) lalu.

 

"Semangat mereka dalam belajar patut mendapat apresiasi. Selain pentingnya para mahasiswa dalam memanfaatkan waktu, juga belajar di Mesir merupakan bagian dari pendadaran agar mampu memegang teguh akidah Ahlussunnah Waljamaah (Aswaja)," kata Pengasuh Pondok Pesantren An-Nuur Bululawang, Malang itu sebagaimana keterangan yang diterima NU Online, Senin (13/6).

 

Gus Fahrur, panggilan akrabnya, mengingatkan bahwa saat ini mahasiswa Indonesia yang belajar di luar negeri menghadapi banyak tantangan, diantaranya adanya gejala organisasi transnasionalisme di Indonesia.  Untuk itu Gus Fahrur berpesan agar hal itu dijadikan pelajaran penting.

 

"Alhamdulillah, para mahasiswa dan mahasiswi kita, selalu kita ingatkan agar tidak tertarik dengan paham radikal dan paham liberal. Jadi, semata-mata belajar untuk memegang teguh ajaran akidah Aswaja,” ujarnya.

 

Mahasiswa Indonesia dan Posisi Mesir
Gus Fahrur juga menyampaikan posisi dan peran penting Mesir, terlebih lembaga pendidikan Al Azhar Al-Syarif. Menurutnya, kampus Al-Azhar menjadi lembaga yang paling aktif memerangi paham beragama ekstrem di berbagai belahan dunia.

 

“Kami juga menegaskan penghargaan yang tinggi atas peran Al-Azhar Al-Syarif di bawah kepemimpinan Syaikh yang baru, yang mulia Professor Dr Ahmed Tayeb. Al-Azhar Asy-Syarif telah bekerja menghadapi segala jenis ekstremisme baik di dalam maupun di luar Mesir. Al-Azhar Asy-Syarif telah memainkan peran penting di seluruh dunia,” ungkap Gus Fahrur.

 

Peran Al-Azhar tersebut juga tidak lepas dari keberadaan Darul Ifta’ yang menjadi otoritas fatwa tertinggi di Mesir dan diakui dunia. Lembaga keagamaan seperti ini, ucap Gus Fahrur, memiliki kepercayaan tinggi dari masyarakat sehingga perannya penting dalam menangani berbagai masalah yang dihadapi jutaan umat yang punya latar belakang berbeda.

 

Gus Fahrur menuturkan, dalam konteks Indonesia, fungsi sejenis Darul Ifta’ ada pada organisasi Islam, seperti Nahdlatul Ulama. Keberadaan NU dituntut mampu menjembatani perbedaan suku dan bangsa di Indonesia yang beraneka ragam.

 

Gus Fahrur juga mengingatkan, setidaknya ada 17 ribu pulau di Indonesia, seribu lebih suku dengan tradisi masing-masing.  Indonesia menjadi negara dengan penduduk muslim terbanyak di dunia.

 

Dalam silaturahmi yang dihadiri lebih dari 100 mahasiswa-mahasiswi tersebut, Gus Fahrur didampingi Ketua PCINU Mesir Rikza Aufarul Umam dan Rais Syuriah PCINU Mesir Muhlashon Jalaluddin.

 

Dalam kesempatan tersebut, Muhlashon Jalaluddin menekankan pentingnya PCINU membina anggotanya untuk terus mengasah keahlian di dalam memahami Risalah Al-Azhar dalam mengembangkan Washatiyah Islam.

 

Menurut Muhlashon, tantangan besar yang dihadapi oleh kader NU adalah maraknya gerakan ekstrem kanan dan ekstrem kiri. “Berdasarkan bank data mutakhir, jumlah anggota Nahdliyin tidak kurang dari 13.000 mahasiswa dan pelajar di Mesir,” ungkapnya.

 

Ia pun mengingatkan pentingnya kode etik, sebagai salah satu wasilah bagi para pengurus dan senior almamater untuk menjangkau jumlah yang sedemikian besar. “Kode etik adalah salah satu tolok ukur untuk meningkatkan tawâshaw bi al-haq dan tawâshaw bi al-shabr di dalam sama-sama menuntut ilmu di Mesir,” jelasnya.

 

Dalam acara silaturahim tersebut, diadakan tahlil bersama untuk Mustasyar PBNU KH Dimyati Rois yang wafat pada 9 Juni 2022 lalu. Selain itu, doa tahlil juga ditujukan untuk Pengasuh Pesantren Al-Hidayah Lasem, Rembang, KH Lufhfi Thomafi serta Taufiq Ramadlan, mahasiswa NU yang wafat di Kairo, Mesir.


Editor: Aiz Luthfi