Internasional

Iran: Saintis Fakhrizadeh Terbunuh oleh Senjata yang Dikontrol Satelit

Sen, 7 Desember 2020 | 11:00 WIB

Iran: Saintis Fakhrizadeh Terbunuh oleh Senjata yang Dikontrol Satelit

Saintis nuklir top Iran, Mohsen Fakhrizadeh, terbunuh oleh senapan mesin yang dikendalikan satelit dengan kecerdasan artifisial. (Foto: Twitter)

Teheran, NU Online
Wakil Komandan Pengawal Revolusi (Revolutionary Guard) mengatakan, senjata mesin yang dikontrol satelit dengan kecerdasan artifisial (artificial intelligence) digunakan dalam pembunuhan seorang saintis top Iran, Mohsen Fakhrizadeh pekan lalu. 


Menurut keterangan Laksamana Muda Iran, Ali Fadavi, ketika Fakhrizadeh tengah mengemudi di sebuah jalan raya di luar ibu kota Iran, Teheran dengan 11 pengawal pada 27 November lalu, senapan mesin membidik wajahnya dan kemudian menembakkan 13 peluru. Saat itu, Fakhrizadeh dan istrinya sedang dalam perjalanan untuk menghabiskan akhir pekan di rumah mereka di pinggiran Kota Teheran.


Dilaporkan Mehr—kantor berita yang berbasis di Teheran, sebagaimana dikutip Alarabiya, Senin (7/12), senapan mesin itu dipasang di sebuah mobil pikap Nissan—yang jaraknya sekitar 150 meter dari mobil Fakhrizadeh- dan difokuskan hanya pada wajah Fakhrizadeh. Karena itu, istrinya Fakhrizadeh yang jaraknya hanya 25 sentimeter (10 inci) tidak ikut tertembak. Tiga peluru menghantam Fakhrizadeh—satu di antaranya mengenai tulang belakangnya. Sesaat setelah itu, mobil di mana senapan mesin berada meledak.  


Fadavi mengatakan, senapan mesin itu dikendalikan secara daring melalui sebuah satelit. Senapan ini juga menggunakan kamera canggih dan kecerdasan artifisial untuk membidik targetnya. 


Otoritas Iran menyalahkan Israel dan kelompok oposisi Mujahidin Rakyat Iran (MEK) atas insiden pembunuhan saintis Fakhrizadeh tersebut. Televisi pemerintah Iran, Press TV, melaporkan, senjata ‘buatan Israel’ ditemukan di tempat kejadian. Atas hal itu, Iran mengancam akan melakukan balas dendam. 


Sebagaimana diketahui, Israel sudah lama menuduh Fakhrizadeh memimpin upaya Iran untuk mengembangkan senjata nuklir. Pada 2018, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, inteligen Israel telah mendapatkan data ekstensif dari program nuklir Iran yang menunjukkan ambisi untuk mengembangkan senjata nuklir dan melibatkan Fakhrizadeh.


“Ingat nama itu, Fakhrizadeh,” kata Netanyahu dalam sebuah konferensi pers saat itu.


Diberitakan kantor berita Iran, IRNA, Sabtu (28/11), Mohsen Fakhrizadeh lahir di Teheran pada 1958. Menurut Menteri Pertahanan Iran, Amir Hatami, Fakhrizadeh adalah salah satu deputinya dan mengepalai Kementerian Pertahanan dan Organisasi Riset dan Inovasi, dengan fokus pada bidang ‘pertahanan nuklir’. Pada masa pandemi Covid-19, Fakhrizadeh menjadi figure berpengaruh dalam program pengembangan vaksin untuk skala lokal dan nasional. 
 

Seorang pejabat inteligen Israel dan Amerika Serikat menuduh Fakhrizadeh menjalankan proyek nuklri ‘Amad’ dan tengah mengembangkan senjata nuklir secara rahasia. Iran membantah tuduhan itu. Pada 2011, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melaporkan bahwa Fakhrizadeh adalah tokoh sentral dalam pengembangan teknologi yang digunakan untuk membuat senjata atom. 


Beberapa saat setelah laporan PBB itu disampaikan, Iran mengakui keberadaan Fakhrizadeh. Namun pemerintah Iran menyebut bahwa Fakhrizadeh tidak terlibat dalam program nuklir dan hanya sebagai perwira militer saja. Fakhrizadeh dilaporkan mengalami percobaan pembunuhan berulang kali. Di antaranya ketika sebuah kendaraan bermuatan bahan peledak diletakkan dirumahnya. Hingga kemudian dia terbunuh oleh senapan mesin yang dikendalikan dengan satelit pada Jumat, 27 November lalu. 


Pewarta: Muchlishon
Editor: Fathoni Ahmad