Israel Deklarasikan Perang Usai Dihujani 5 Ribu Roket Hamas
NU Online · Sabtu, 7 Oktober 2023 | 20:00 WIB
Jakarta, NU Online
Kelompok militan Hamas yang berkuasa di Jalur Gaza melancarkan serangan multi-front yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Israel pada Sabtu (7/10/2023) dini hari. Dalam serangan mendadak yang melibatkan operasi udara, laut, dan darat tersebut, ribuan roket ditembakkan dan puluhan militan bersenjata Hamas menyusup ke perbatasan.
Melansir AP News, enam jam setelah invasi dimulai, militan Hamas masih melancarkan baku tembak dengan beberapa komunitas Israel. Layanan penyelamatan nasional Israel mengatakan sedikitnya 22 orang tewas dan ratusan lainnya luka-luka, menjadikannya serangan paling mematikan di Israel selama bertahun-tahun.
Pusat Medis Soroka di kota Beersheba, Israel Selatan, mengatakan pihaknya merawat sedikitnya 280 korban, dengan 60 orang dalam kondisi serius.
Dalam laporan Al Jazeera, Hamas mengatakan pihaknya telah menembakkan 5.000 roket. Roket putaran pertama ditembakkan pada pukul 06:30 waktu setempat (03:30 GMT) yang ditembakkan dari ke utara hingga Tel Aviv. Hamas juga mengirimkan anggotanya ke Israel selatan. Saat ini, baku tembak sedang terjadi di sekitar kota Kfar Aza, Sderot, Sufa, Nahal Oz, Magen, Be'eri, dan pangkalan militer Re'im.
Lebih dari 500 warga Israel terluka, dan setidaknya empat warga Palestina tewas serta lima lainnya luka-luka dalam konfrontasi antara tentara Israel dan kelompok Palestina di wilayah perbatasan Jalur Gaza.
Israel menyatakan keadaan perang setelah mengklaim Hamas meluncurkan 5.000 roket dan serangan dengan pasukan darat. “Kita sedang berperang. Bukan 'operasi', bukan 'ronde', tapi perang,” kata Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam pidatonya di televisi, dikutip dari AP.
“Musuh akan menanggung akibat yang belum pernah terjadi sebelumnya,” tambahnya, seraya berjanji bahwa Israel akan membalas tembakan dengan kekuatan yang belum pernah diketahui oleh musuh.
Sementara itu, Juru bicara Hamas Khaled Qadomi mengatakan bahwa operasi militer kelompok tersebut adalah respons terhadap semua kekejaman yang dihadapi warga Palestina selama beberapa dekade.
“Kami ingin masyarakat internasional menghentikan kekejaman di Gaza, terhadap rakyat Palestina, tempat suci kami seperti Al-Aqsha. Semua hal inilah yang menjadi alasan di balik dimulainya pertempuran ini,” katanya.
“Ini adalah hari pertempuran terbesar untuk mengakhiri pendudukan terakhir di bumi,” kata Mohammed Deif, Komandan Militer Hamas.
Terpopuler
1
Soal Tambang Nikel di Raja Ampat, Ketua PBNU: Eksploitasi SDA Hanya Memperkaya Segelintir Orang
2
Meski Indonesia Tak Bisa Lolos Langsung, Peluang Piala Dunia Belum Pernah Sedekat Ini
3
Pentingnya Kematangan Pola Pikir dan Literasi Finansial dalam Perencanaan Keuangan
4
PBNU Rencanakan Indonesia Jadi Pusat Syariah Dunia
5
Sejarawan Kritik Penulisan Sejarah Resmi: Abaikan Pluralitas, Lahirkan Otoritarianisme
6
Sunnah Puasa Ayyamul Bidh di Pertengahan Bulan Dzulhijjah 1446 H Hari Ini dan Esok
Terkini
Lihat Semua