Israel Dilaporkan Hancurkan Masjid-Sekolah yang Sedang Dibangun di Hebron
Kam, 21 Januari 2021 | 08:00 WIB

Masjid Ibrahim di Hebron, Tepi Barat yang diduduki Israel ditutup saat Shalat Jumat, 20 Maret 2020. (Foto: Reuters via Dailysabah)
A Muchlishon Rochmat
Penulis
Hebron, NU Online
Pasukan Israel dilaporkan menghancurkan sebuah masjid yang sedang dibangun dan sebuah sekolah dasar di wilayah Masafer Yatta, Hebron, Tepi Barat yang diduduki. Demikian disampaikan seorang aktivis lokal, Fouad al-Amour, kepada kantor berita Palestina, WAFA, Ahad, 17 Januari lalu.
Menurut pengakuan al-Amour, pasukan Israel menyebarkan pemberitahuan untuk membongkar sebuah sekolah dasar dan masjid yang sedang dibangun di Khirbet Um Gussa. Mereka berdalih, pembangunan masjid dan sekolah tersebut tidak diizinkan.
Direktur sekolah, Yusef al-Basaita, mengatakan, ada 50 peserta didik yang belajar di lembaganya itu. Dikatakan, sekolahnya melayani tiga komunitas yang terpinggirkan di Masafer Yatta.
Sekolah ini berada di Area C di bawah kendali militer Israel secara penuh. Total, ada 17 sekolah Tahadi—dinamai dengan kata Arab ‘tahadi’ yang berarti ‘tantangan’- di Area C.
17 sekolah tersebut didirikan oleh Otoritas Palestina, termasuk dengan bantuan dana dari Uni Eropa. Sekolah-sekolah itu merupakan upaya Otoritas Palestina untuk menyediakan pendidikan bagi komunitas pedesaan yang terpinggirkan di wilayah Tepi Barat.
Untuk diketahui, Israel berulang kali menghancurkan bangunan di Area C—termasuk Lembah Yordania- yang didirikan oleh warga Palestina. Mereka mengklaim, bangunan-bangunan itu dibangun tanpa izin. Israel jarang sekali mengeluarkan izin pembangunan bagi warga Palestina di sana. Area C mencakup lebih dari 60 persen dari luas Tepi Barat yang diduduki.
Selain itu, pada saat yang sama, tentara Israel juga mencegah staf Komite Rehabilitasi Hebron (HRC) untuk melakukan pemeliharaan di Masjid Ibrahim di Hebron, Tepi Barat. Menurut Direktur Masjid Ibrahim, Hefzi Abu Sneineh, tentara Israel menolak akses masuk staf HRC ke masjid dan memerintahkan mereka untuk berhenti bekerja pemeliharaan di masjid tersebut.
Sneineh menduga, langkah Israel tersebut—melarang pemeliharaan masjid- bertujuan untuk mengubah karakter masjid menjadi lebih Yahudi. Karena di satu sisi, Israel dan membatasi akses warga Palestina ke masjid, sementara di sisi lain mengizinkan kaum fanatik Yahudi berkumpul di sana.
Sebelumnya, Otoritas Israel melarang jamaah Muslim masuk ke masjid tersebut selama 10 hari dengan dalih pembatasan virus corona. Direktur masjid mengatakan, dalih Israel tersebut tidak berdasar karena semua jamaah telah menerapkan protokol kesehatan dengan ketat untuk mencegah penyebaran virus corona.
Pewarta: Muchlishon
Terpopuler
1
Relawan Laporkan Situasi Terkini di Yerusalem, Dampak Konflik Israel-Palestina
2
Biaya Haji 2024 Bisa Dicicil, Begini Skemanya
3
Tok! Biaya Haji 2024 sebesar Rp 93,4 Juta, Jamaah Bayar Rp 56 Juta
4
5 Rekomendasi Eksternal Rakernas LP Ma’arif NU 2023
5
Ini Rangkaian dan Tema Haul Ke-14 Gus Dur 2023 di Ciganjur
6
Suami Tak Beri Nafkah Lahiriah Selama Sebulan, Apa Hukumnya?
Terkini
Lihat Semua