Internasional

Kasus Covid-19 di Asia Tenggara Menurun

Sen, 27 April 2020 | 11:00 WIB

Kasus Covid-19 di Asia Tenggara Menurun

Tidak ada yang ajaib dalam upaya penanggulangan Covid-19. Semua negara menggunakan prinsip diam di rumah. (Ilustrasi)

Jakarta, NU Online
Kondisi Covid-19 di Asia Tenggara mengalami penurunan kasus dari hari ke hari. Bahkan beberapa negara menunjukkan situasi hampir selesai.
 
"Situasi saat ini secara menyeluruh wabah dalam situasi menurun, terkendali bahkan di lebih dari separuh negara ASEAN wabah hampir selesai," ujar dr Syahrizal Syarif, ahli epidemiologi Universitas Indonesia, Senin (27/4).
 
Syahrizal menjelaskan Singapura merupakan salah satu negara yang paling baik dalam penanganan wabahnya. Pada mulanya, wabah sudah terkendali dengan puncak wabah pada tanggal 25 Maret 2020 dengan hanya 73 kasus
tertinggi.
 
Namun mimpi buruk terjadi pada tanggal 5 April 2020, wabah mulai menyebar di kalangan pekerja migran asal Asia Selatan yang tinggal di asrama. "Angka kejadian terus meningkat dan mencapai puncaknya pada tanggal 20 April 2020 dimana kasus baru mencapai 1.426 pada hari itu," katanya.
 
Dalam enam hari terakhir ini, kasus baru mulai menurun menandai wabah menurun, walaupun wabah mencapai angka tertinggi di Negara ASEAN 13.624 kasus.
 
Sementara itu, Indonesia menjadi negara Asia Tenggara kedua tertinggi dalam total kasus Covid-19 setelah Singapura dengan 8.882 kasus. Laporan kasus harian dalam dua hari terakhir menunjukkan penurunan. "Sampai saat ini kasus tertinggi Indonesia dilaporkan pada tanggal 24 April 2020- dengan 436 kasus," ujarnya.
 
Walau terlalu dini untuk menyatakan wabah sudah mencapai puncaknya, katanya, angka ini memberi harapan. Penurunan kasus ini terlihat nyata di Jakarta yang merupakan wilayah dengan kasus Covid-19 terbanyak.
 
Wakil Rektor I Bidang Akademik Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) itu juga menyampaikan bahwa Filipina dengan total kasus 7.579 saat ini mengalami penurunan kasus. "Dalam seminggu terakhir rata- rata kasus harian berada dikisaran 127 kasus," ujarnya.
 
Hal serupa juga terjadi di Malaysia. Angka kasus baru turun, tidak pernah menyentuh angka 100, bahkan laporan terakhir hanya 38 kasus baru. Di Negeri Jiran itu, jumlah kasus Covid-19 berjumlah 5.780, sejak sepuluh hari
yang lalu.
 
Adapun Thailand mempunyai 2.931 kasus kumulatif. Sejak melewati minggu pertama April 2020, jelas Syahrizal, kasus baru terus menurun di Negeri Gajah Putih itu dengan rata- rata kasus baru yang dilaporkan 25 kasus. 
 
Vietnam bahkan melaporkan hanya ada tiga kasus baru dalam rentang 15- 26 April 2020. Sampai saat ini, di negara tersebut terdapat 270 kasus tanpa satupun kematian. Adapun Myanmar mempunyai 146 kasus Covid-19 dengan lima kematian. Dalam tiga hari terakhir ini, katanya, hanya ada dua kasus baru yang dilaporkan.
 
Tak berbeda jauh dengan Myanmar, Brunei Darussalam melaporkan hanya ada tiga kasus baru sejak 4 April lalu. Negara ini melaporkan adanya 138 kasus Covid-19 dengan hanya satu kematian.
 
Bahkan Laos melaporkan hanya ada satu penambahan kasus sejak 12 April, sedangkan Kamboja sudah dua pekan tidak dilaporkan adanya kasus baru. Kamboja melaporkan 122 kasus Covid-19 dengan tanpa kematian, sementara lapora Laos hanya ada 19 kasus tanpa satu pun yang meninggal.
 
Gambaran kasus tersebut menunjukkan bahwa Indonesia dan Singapura masih berada dalam tekanan yang berat. "Namun dengan semangat kebersamaan ASEAN mari kita atasi tantangan ini," ajak Ketua PBNU Bidang Kesehatan ini.
 
Ia menegaskan tidak ada yang ajaib dalam upaya penanggulangan Covid-19. Semua negara menggunakan prinsip diam di rumah. "Jika terpaksa keluar pakai masker, patuhi PSBB, jangan bandel. Semoga Ramadhan mempercepat keberhasilan kita bersama mengatasi wabah ini," pungkasnya.
 
Data Worldmeters menunjukkan bahwa sampai saat ini sudah terdapat lebih dari tiga juta kasus sedunia dengan 207.265 kasus meninggal dan 883.216 kasus berhasil sembuh.
 
Pewarta: Syakir NF
Editor: Kendi Setiawan