Internasional

Militer Gabon Bebaskan Presiden Terguling Ali Bongo dari Tahanan Rumah

Kam, 7 September 2023 | 21:30 WIB

Militer Gabon Bebaskan Presiden Terguling Ali Bongo dari Tahanan Rumah

Presiden terguling Gabon, Ali Bongo Ondimba telah dibebaskan dari tahanan rumah. (Foto: Aljazeera)

Jakarta, NU Online 

Presiden terguling Gabon, Ali Bongo Ondimba telah dibebaskan dari tahanan rumah. Ia juga bebas bepergian ke luar negeri guna menjalankan perawatan medis. Bongo dilaporkan menderita stroke pada tahun 2018 dan kesehatannya menjadi sumber kekhawatiran utama menjelang pemilihan presiden tahun 2023.


Bongo menjadi tahanan rumah sejak kudeta yang dilancarkan militer tak lama setelah ia dinyatakan memenangkan pemilu, yang disengketakan oleh pihak oposisi pada 30 Agustus 2023 lalu. Bongo yang berhasil memenangkan pemilu untuk ketiga kalinya mendapatkan banyak kritik.


“Mengingat kondisi kesehatannya, mantan Presiden Republik Ali Bongo Ondimba bebas bergerak. Jika dia mau, dia boleh bepergian ke luar negeri untuk pemeriksaan kesehatan,” kata juru bicara militer Gabon Kolonel Ulrich Manfoumbi dalam pernyataan yang dibacakan di televisi nasional pada Rabu malam, dikutip Al Jazeera Kamis (7/9/2023).


Pernyataan yang mengumumkan pembebasan Bongo dari tahanan rumah ditandatangani oleh Jenderal Brice Clotaire Oligui Nguema, yang dilantik sebagai kepala negara baru Gabon. Oligui adalah sepupu Bongo. Ia pernah menjabat sebagai pengawal mendiang ayah Bongo dan juga memimpin pasukan republik, sebuah unit militer elit.


Pekan lalu, sekelompok perwira senior militer Gabon muncul di televisi nasional dan mengumumkan bahwa mereka telah merebut kekuasaan dan menjadikan Presiden Bongo sebagai tahanan rumah.


Langkah ini dilakukan tak lama setelah Komisi Pemilihan Umum Gabon mengkonfirmasi bahwa Presiden petahana Bongo secara resmi memenangkan masa jabatan ketiga sebagai presiden dengan 64,27 persen suara. Bongo telah berkuasa di negara kaya minyak di Afrika Tengah tersebut sejak tahun 2009, ketika ia menggantikan ayahnya yang telah memerintah negara tersebut selama 41 tahun.


Bongo menderita stroke serius pada bulan Oktober 2018 sehingga membuatnya mengalami gangguan fisik, khususnya kesulitan menggerakkan kaki dan lengan kanannya.


Kebebasannya ditengahi oleh Presiden Republik Afrika Tengah, Faustin-Archange Touadera, yang bertemu Nguema di Ibu Kota Libreville pada hari Selasa sebagai utusan blok Komisi Komunitas Ekonomi Negara-negara Afrika Tengah atau Community Central African States (ECCAS). Laporan mengindikasikan bahwa Bongo dapat melakukan perjalanan ke Maroko, Arab Saudi, atau Inggris menurut laporan Anadolu.


ECCAS telah menangguhkan keanggotaan Gabon setelah kudeta, tetapi masa depan Bongo, yang menjabat sebagai ketua blok tersebut hingga pemecatannya, dibahas dalam diskusi antara Touadera dan Nguema.​