Internasional

Partai Arab Israel Berpeluang Pimpin Oposisi di Parlemen

Ahad, 22 September 2019 | 13:50 WIB

Partai Arab Israel Berpeluang Pimpin Oposisi di Parlemen

Pimpinan Partai Arab Joint List, Ayman Odeh, saat pemilihan dadakan Israel pada Selasa (17/9) lalu. (Foto: thestar)

Tel Aviv, NU Online
Partai-partai Arab di Israel akan menjadi blok non-pemerintah terbesar di Parlemen Israel (Knesset) dan menjadi pemimpin oposisi. Hal itu terjadi mana kala pemerintah gabungan nasional berhasil dibentuk.

Pada pemilu dadakan Selasa (17/9) lalu, Partai Arab Joint List berhasil memperoleh 13 kursi dari 120 kursi di Parlemen Israel (Knesset). Dengan demikian, Joint List menjadi partai terbesar ketiga yang mendapatkan kursi, setelah Partai Biru Putih pimpinan Benny Gantz yang beraliran tengah dengan 33 kursi dan Partai Likud pimpinan Benyamin Netanyahu yang beraliran kanan dengan 31 kursi.

Partai Joint List pimpinan Ayman Odeh akan menjadi oposisi terbesar di Knesset jika pemerintah gabungan dibentuk. Hal ini menjadi kemungkinan yang realistis meski Gantz telah menolak undangan dialog Netanyahu.

Sebagaimana diketahui, dalam pemilu Selasa lalu tidak ada partai yang mendapatkan suara mayoritas. Meski demikian, dalam sejarah Israel Partai Arab berhasil memperoleh 21 persen suara. Ini membuat Joint List menjadi Partai Arab Pertama yang menjadi bagian dari pemerintah Israel. Sebelumnya, partai ini tidak pernah memiliki kursi di pemerintahan Israel.

Ini akan memberikan saluran untuk menyuarakan warga berdarah Arab di Israel terkait diskriminasi terhadap mereka. Di samping itu, hal ini juga memberikan platform yang lebih besar bagi partai-partai Arab di tengah mayoritas Yahudi.

“Ini adalah posisi menarik, belum pernah dipegang oleh seseorang dari populasi Arab. Ini memiliki banyak pengaruh,” ujar Ayman Odeh, pimpinan Partai Arab Joint List.

Meski Partai Arab Joint List akan menjadi kelompok tunggal terbesar, namun dapat diperkirakan bahwa partai-partai oposisi lain tidak akan terima. Mereka akan memiliki cukup kursi untuk menjegal Odel sebagai kepala oposisi melalui suara mayoritas absolut.

"Tidak mungkin pihak-pihak lain akan setuju menjadikan Ayman Odeh sebagai kepala oposisi, dan memberikan pengakuan dan legitimasi komunitas kami," kata Aida Touma-Sliman, salah seorang anggota parlemen Arab dari faksi Hadde Odeh.
 

Pewarta: Muchlishon
Editor: Alhafiz Kurniawan