Internasional

Ulama se-Asia Tenggara Berkumpul di Malaysia Bahas Moderasi Agama dan Persatuan Umat Islam

Sab, 2 Juli 2022 | 17:45 WIB

Ulama se-Asia Tenggara Berkumpul di Malaysia Bahas Moderasi Agama dan Persatuan Umat Islam

Para ulama se-Asia Tenggara dalam Persidangan Ulama Asia Tenggara, Kamis (30/6/2022). (Foto: NU Online/Ahmad Rozali)

Kuala Lumpur, NU Online

Ratusan ulama se-Asia Tenggara dan sekitarnya menghadiri pertemuan di Kuala Lumpur Malaysia dalam acara Persidangan Ulama Asia Tenggara 2022. Pertemuan ini diinisiasi oleh Rabithah Alam Islamiyah, Kantor Perdana Menteri Malaysia dan Kementerian Agama Malaysia.


Terdapat beberapa tujuan utama dalam pertemuan tersebut. Pertama, melakukan konsolidasi nilai moderasi agama dan persatuan umat Islam. Kedua, melakukan konter terhadap ajaran ekstrem kepada kelompok agama lain. Ketiga, melakukan transformasi pemikiran dari politik perpecahan kepada saling menghargai dan membangun solidaritas. Keempat, melahirkan program, inisatif, dan rekomendasi yang kelak disebarkan oleh jaringan peserta.


Dalam sambutannya, Sekjen Liga Negara Islam Dunia Dr Mohammad bin Abdul kareem Al-issa menekankan pentingnya kerja sama antarumat beragama khususnya para para ulama Islam dalam membangun Islam yang bertujuan pada pembangunan peradaban dan kemanusiaan. Ia bahkan mengatakan dengan tegas bahwa agama tidak dapat dipisahkan dari kemanusiaan dan nasionalisme.


"Kita melihat ada persamaan antarberbagai negara yang punya satu tujuan untuk membangun tujuan kemanusiaan. Agama tidak bisa dipisahkan dari nasiaonalisme dan kemanisiaan," kata Mohammad bin Abdul kareem Al-issa di Kuala Lumpur, Kamis (30/6/2022).


Ia menegaskan bahwa perbedaan di dalam umat manusia adalah sunnatullah yang tidak dapat dihindari. Perbedaan-perbedaan tersebut tidak dapat dijadikan landasan untuk berlaku tidak adil dan bermusuhan pada kelompok yang berbeda. 


"Perbedaan agama adalah sesuiatu yang alami karena itu kita perlu bekerja sama saling melengkapi. Kita tidak bisa menolak perbedaaan itu," tegasnya.


Ia mengatakan, Allah sangat berkuasa untuk menciptakan alam semesta, dan menciptakan manusia hanya dalam satu jenis. Namun Allah sebaliknya, Allah menciptakan manusia dengan sebagala perbedaannya, maka sudah selakanya umat manusia saling menghormati dan melengkapi.


Oleh karena itu menurut dia, penting sekali untuk menjamin kebebasan umat beragama dengan berbagai aturan dan undang-undang universal yang berlaku secara internasional. "Yang harus dilakukan adalah memperkuat persatuan negara dan terus bekerja sama untuk memperkuat umat Islam, apalagi dalam satu negara, untuk mencapai perdamaian di seluruh dunia," kata dia. 


Ia juga menyinggung bahwa kelompok teroris dan ekstremis sama sekali bukanlah representasi dari nilai islam yang mulia. Kedua kelompok yang kerap mengatasnamakan Islam ini sejatinya membawa misi politik yang sempit. 


Ia mengaku sangat senang dengan dengan pertemuan pertemuan yang melibatkan para ulama dari Asia Tenggara ini. "Pertemuan ini sangat penting. Malaysia yang menjadi contoh pertemuan nilai tolensi antaragama," ujarnya. 


Hadir dalam pertemuan tersebut ulama sebagai perwakilan sejumlah negara di Asia Tenggara dan sekitarnya seperti Indonesia, Thailand, Brunai, Sri Langka, Pakistan, India, Jepang, Australia, Kamboja, India, Pakistan. Sementara dari Malaysia terdapat Mufti dari berbagai Negara Bagian. Pertemuan yang dimulai pada pukul 14.00 dijadwalkan berakhir pada pukul 18.30 waktu setempat.


Pewarta: Ahmad Rozali
Editor: Kendi Setiawan