Kesehatan

Jahe, Tanaman Surgawi untuk Gairah Pasutri dan Kecantikan

Ahad, 3 Desember 2023 | 20:00 WIB

Jahe, Tanaman Surgawi untuk Gairah Pasutri dan Kecantikan

Jahe. (Foto: NU Online/Freepik)

Tanaman-tanaman tertentu yang kita kenal di dunia dan disebutkan di dalam Al-Quran kelak juga akan ada di surga. Apabila surga adalah tempat kenikmatan dan keindahan, maka tanaman yang ada di surga juga dikaitkan dengan kenikmatan dan keindahan.


Di dalam ayat Al-Qur’an, Allah swt menyebutkan kenikmatan surga dan segala sesuatu yang disediakan untuk hamba-hamba-Nya yang bertaqwa di antaranya adalah jahe. Dalam salah satu firman-Nya, Allah berfirman:


وَيُسْقَوْنَ فِيهَا كَأْسًا كَانَ مِزَاجُهَا زَنجَبِيلًا


Artinya: “Dan di sana mereka diberi segelas minuman yang bercampur dengan jahe” (QS. Al- Insan [76]: ayat 17)


Apa keistimewaan jahe sehingga disebutkan secara khusus dalam Al-Qur’an? Kenikmatan macam apa yang dapat ditimbulkan dari tanaman jahe sehingga menjadi tanaman surga? Bagaimana relevansi penelitian tentang jahe dengan kebenaran ayat Al-Qur’an tersebut?


Orang Arab memiliki kebiasaan menambahkan jahe sebagai campuran ke dalam minuman mereka untuk menambah kenikmatan rasa. Kenikmatan itu muncul karena jahe memberikan aroma yang sedap dan membuat rasa minuman menjadi kuat di lidah.


Selain itu, jahe bermanfaat untuk memperbaiki organ pencernaan. Orang yang meminumnya sebelum makan akan merasakan kenikmatan yang lebih baik saat mengonsumsi makanan berat selanjutnya. Sebagaimana telah diketahui, makan dan minum merupakan salah satu sumber kenikmatan hidup manusia.


Kenikmatan semacam itu menjadi ilustrasi agar orang Islam termotivasi sejak hidup di dunia untuk memperoleh kenikmatan pula dalam kehidupan di akhirat kelak. Kenikmatan lain yang termasuk anugerah surgawi adalah hubungan suami-istri. Oleh karena itu, ada relevansi antara efek positif jahe bagi pasangan suami dan istri dalam mendukung kualitas hubungan mereka di dalam rumah tangga.


Jahe memiliki sifat menghangatkan tubuh dan meningkatkan kemampuan seksual. Bagi kaum laki-laki, efek jahe untuk membangkitkan kemampuan seksual terjadi melalui penambahan jumlah sperma. Efek positif jahe yang khusus untuk pria itu pernah disampaikan oleh Al-Hafiz Adz-Dzahabi dalam kitab At-Thibbun Nabawi.


Jahe bersifat hangat dan kering pada derajat ketiga. Jahe membantu pencernaan, meningkatkan gairah dalam hubungan suami-istri, dan menghilangkan angin dari dalam tubuh.” (Al-Hafiz Adz-Dzahabi, At-Thibbun Nabawi, [Beirut, Dar Ihyaul Ulum: 1990 M], halaman 126)


Berdasarkan penelitian terkini, ternyata efek jahe untuk meningkatkan gairah seksual tidak hanya bagi kaum pria. Peneliti dari China yaitu Wen dan timnya mengungkapkan bahwa jahe meningkatkan gairah seksual baik pada pria maupun wanita (Wen dkk, 2023, Effects of Ginger on Disgust, Sexual Arousal, and Sexual Engagement: A Placebo-Controlled Experiment, The Journal of Sex Research, https://www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/00224499.2023.2175191)


Penelitian tersebut dapat diterapkan untuk pasangan suami dan istri yang telah berumah tangga agar kualitas hubungannya lebih harmonis. Penelusuran lebih lanjut mengungkap bahwa dosis jahe yang dikonsumsi oleh pria maupun wanita untuk keperluan tersebut berkisar 1,5 gram per hari (Wen dkk, 2023, Is Consumption of Ginger in Daily Life Associated with Sexual Response?, Sexes 4, MDPI: halaman 555-568).


Jahe mengandung rasa pedas sehingga ketika mengonsumsi harus dalam porsi ideal dan berimbang serta tidak berlebihan. Jika tidak, konsumsi jahe yang berlebihan justru bisa berefek buruk pada selaput lendir pada saluran pencernaan.


Manfaat lain dari jahe adalah untuk bahan kosmetika kecantikan wanita. Kosmetika digunakan secara luas untuk memperbaiki penampilan dan mewangikan tubuh. Jahe dapat memperbaiki penampilan dan aroma mulut. Keduanya tentu penting bagi kaum wanita, terlebih bagi yang sudah berumah tangga.


Jahe dapat mengeringkan atau menyerap air liur dan membuat mulut harum. Wanginya jahe disebabkan karena rimpangnya mengandung minyak atsiri, yaitu minyak yang mudah menguap dan berbau harum (Editor: Sakho Muhammad, 2010, Ensiklopedi Kemukjizatan Ilmiah dalam Al-Quran dan Sunnah, PT Kharisma Ilmu, Jakarta: halaman 130).


Dalam suatu riwayat dari Abu Sa’id, Nabi Muhammad saw pernah diberi hadiah oleh Raja Rum berupa satu toples jahe.


Raja Rum memberikan hadiah kepada Nabi berupa satu toples yang berisi jahe. Nabi lalu membagikannya kepada semua sahabatnya yang hadir sehingga masing-masing mendapatkannya sepotong.” (Al-Hafiz Adz-Dzahabi, At-Thibbun Nabawi, [Beirut, Dar Ihyaul Ulum: 1990 M], halaman 127)


Apabila digunakan sebagai bahan baku kosmetik untuk kulit, jahe memiliki efek anti penuaan. Penelitian terhadap berbagai jenis jahe di Indonesia mengungkapkan bahwa kandungan yang sangat potensial sebagai anti penuaan kulit pada ekstrak rimpang jahe adalah octinoxate (Compounds in Indonesian Ginger Rhizome Extracts and Their Potential for Anti-Skin Aging Based on Molecular Docking, Cosmetics, MDPI: halaman 1-15).


Berdasarkan efeknya yang baik untuk memperbaiki kulit, maka jahe dapat dikombinasikan bersama dengan bahan lain untuk kosmetika kulit. Misalnya dibuat menjadi body butter untuk melembabkan kulit. Penggunaanya dengan cara dioleskan pada kulit dan dapat dikombinasikan bersama dengan ekstrak dari tanaman wangi lainnya seperti lavender dan bahan-bahan lainnya. Hal ini menjadi solusi bagi kaum wanita yang mengalami kulit kering sehingga dapat mempengaruhi penampilannya.


Berdasarkan uraian ini, jahe sangat bermanfaat untuk kaum pria maupun wanita. Oleh karena itu, selayaknya umat Islam memanfaatkan potensi jahe untuk berbagai keperluan dan dapat menanamnya sebagai salah satu koleksi tanaman di lingkungan rumah. Selain mendukung keindahan dan kelestarian lingkungan, jahe juga dapat mendukung kesehatan bagi anggota keluarga yang menanamnya. Apabila dibuat menjadi produk inovatif seperti kosmetika, jahe juga sangat relevan dengan kebutuhan masyarakat. Wallahu a’lam bis shawab.

 

Yuhansyah Nurfauzi, apoteker dan peneliti farmasi