Kesehatan

Manfaat Kebiasaan Shalat Tarawih untuk Kesehatan Pencernaan

Sab, 25 Maret 2023 | 09:00 WIB

Manfaat Kebiasaan Shalat Tarawih untuk Kesehatan Pencernaan

Ilustrasi: shalat berjamaah (envato - freepik).

Manfaat shalat tarawih dan puasa pada Bulan Ramadhan tidak bisa dipisahkan. Seiring dengan manfaat puasa Ramadhan yang telah dikenal, ada juga manfaat shalat tarawih untuk kesehatan. Ternyata keduanya sangat mendukung untuk kesehatan saluran pencernaan.
 

Pada saat kaum muslimin melaksanakan ibadah puasa Ramadhan, pola makan dan kerja pencernaan pun berubah. Frekuensi makan yang berkurang dan waktu makan yang bergeser akan mempengaruhi kinerja saluran pencernaan. Di satu sisi, saluran pencernaan mendapatkan waktu istirahat dari pekerjaan rutinnya mengolah makanan di siang hari. Di sisi lain, sebagai saluran yang mengolah makanan dan mengeluarkan zat-zat sisa, istirahatnya pencernaan berpengaruh terhadap proses pembuangan sampah di dalamnya. 
 

Apabila proses pembuangan isi saluran cerna berlangsung dengan lancar, tubuh akan sehat. Sebaliknya apabila pengeluaran zat-zat sisa makanan dari dalam tubuh terganggu, maka berbagai resiko akan muncul. Namun, dengan berpuasa dan melaksanakan tarawih secara rutin di Bulan Ramadhan, keseimbangan yang menyehatkan saluran cerna dapat dicapai. 
Susah buang air besar (BAB), ketidakteraturan BAB, dan bermacam-macam gangguan pencernaan saat ini lazim terjadi pada masyarakat. Apalagi bagi mereka yang memiliki pola hidup sedikit gerak dan pola makan tidak sehat, kerja pembuangan dari saluran pencernaan kerap terganggu. Minimnya konsumsi makanan berserat dan minum air yang tidak cukup dapat memperparah gangguan pada usus besar. Padahal usus besar inilah yang bertanggungjawab dalam proses pengeluaran sisa makanan. 
 

Apabila dilaksanakan dengan rutin, shalat sunah tarawih selama bulan Ramadhan sangat membantu kinerja usus besar. Uniknya, manfaat shalat tarawih ini telah disabdakan oleh Nabi Muhammad saw dan dapat dijelaskan dari aspek kesehatan. Al-Hafiz Adz-Dzahabi menafsirkan dan menjelaskan sebuah hadits dalam kitab Thibbun Nabawi sebagai berikut: 

وقد تقدم قوله عليه الصلاة والسلام: أَذِيبُوا طَعَامَكُمْ بِالذِّكْرِوَالْكَلَامِ عَلَيْهِ. وهذا أحد اللأسباب في سنّ صلاة التراويح، ففي الصلاة خير الدنيا والآخرة بما نازل القوة من تجليات باريها وخالقها، فعند ذلك تدفع ما عندها من الأمراض والأسقام البدنية وينكشف لهاأخلاق النفس الدنية فتتشمر لتكميلها وتركيبها
 

Artinya, “Kami telah mengutip hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, “Cernalah makananmu dengan menyebut nama Allah dan dengan pembicaraan tentang-Nya.” Ini adalah salah satu alasan mengapa shalat tarawih itu sesuatu yang disunahkan. Jadi, dari shalatlah sesuatu yang terbaik di dunia dan di akhirat itu diturunkan. Dari shalat inilah muncul kekuatan yang mengalir dari pandangan terhadap Allah, Sang Pencipta, yang penuh berkah, dan itulah sebabnya shalat mengusir segala sesuatu yang berkaitan dengan sakit dari badan dan menyingkapkan hakikat sejati manusia kepadanya, sehingga dia dapat berusaha menyempurnakan apa yang baik dan menanggalkan apa pun yang buruk.” (Adz-Dzahabi, Thibb An-Nabawi, [Beirut, Dar Ihyaul Ulum: 1990], halaman 284). 
 

Berdasarkan penjelasan tersebut, Al-Hafiz Ad-Dzahabi menafsirkan bahwa shalat tarawih merupakan kesunahan yang di dalamnya mengandung banyak dzikir. Dzikir dalam shalat tarawih akan membantu pencernaan makanan. Apabila seorang muslim yang telah rutin berbuka puasa kemudian menjalankan ibadah sunnah shalat tarawih di bulan Ramadhan, maka akan terhindar dari berbagai penyebab sakit pada saluran pencernaan. 
 

Shalat tarawih ketika bulan Ramadhan di Indonesia biasanya dilakukan di awal malam, persis setelah kaum muslimin berbuka puasa dengan makan malam pasca shalat maghrib. Shalat tarawih yang mempunyai kekhususan yaitu banyak gerakan sujud dan banyak selingan duduk sejenak untuk istirahat juga merupakan salah satu sebab sehatnya saluran pencernaan. Uniknya gerakan sujud juga bermanfaat untuk kesehatan saluran pencernaan, Al-Hafiz Ad-Dzahabi memaparkan manfaat sujud sebagai berikut:
 

وما أشد إعانة السجود على فتح سدة المنخرين، وما أقوى معاونة السجود على تعفن الأخبثين وحدر الطعا م عن المدة والأمعاء، وتحريك الفضول المحتقنة فيها وإخراجها، إذ عنده تنعصر أوعية الغذاء بازدحامها، وتساقط بعضها على بعض
 

Artinya, “Gerakan bersujud saat shalat itu sangat menguntungkan untuk membuka jalan pencernaan dan mengeluarkan kotoran dari tubuh dengan melancarkan saluran makanan dari lambung ke usus besar, dan dalam menggerakkan sampah bersamanya hingga ia terdorong, sebab dalam usus-usus besar tertentu ada timbunan makanan dan sisa makanan jatuh ke atas makanan yang dimakan sebelumnya.” (Ad-Dzahabi, 283).
 

Paparan tersebut menunjukkan bahwa pembuangan sisa-sisa makanan dari usus besar akan lancar dan terbantu dengan banyaknya sujud saat tarawih. Setelah beristirahat dalam kondisi puasa di siang hari, saluran cerna kembali akan bekerja setelah berbuka puasa di malam hari. Bertepatan dengan shalat tarawih, gerakan usus untuk mendorong sisa-sisa makanan ke ujung usus besar akan dilancarkan dengan gerakan sujud dalam shalat. Karena itu, orang yang rutin melaksanakan shalat tarawih akan terhindar dari resiko sembelit atau sulit BAB. 
 

Pada zaman modern ini, pola makan rendah serat yang diterapkan oleh banyak orang menimbulkan tidak lancarnya BAB dan dapat memicu berbagai penyakit. Sisa-sisa makanan yang mengeras dan memenuhi usus besar dapat menimbulkan penyumbatan. Wasir, pendarahan di anus, hingga kanker pada usus besar merupakan beberapa contoh masalah kesehatan yang berawal dari kesulitan BAB. 
 

Islam sebagai ajaran yang paripurna senantiasa memberikan berbagai manfaat, termasuk manfaat kesehatan dari ibadah sunah. Sebagai umat Islam yang bersemangat dalam menjalankan ibadah sunnah pada bulan Ramadhan, hendaknya kita menjalankan shalat tarawih dengan konsisten. Selain mendapatkan pahala yang besar, insya Allah saluran pencernaan juga akan semakin sehat. Wallahu a’lam bis shawab.

 

Ustadz Yuhansyah Nurfauzi, Anggota Komisi Fatwa MUI Cilacap, apoteker dan peneliti di bidang farmasi.Anggota Komisi Fatwa MUI Cilacap, apoteker dan peneliti di bidang farmasi.