Kesehatan

Mengenal Fimosis dan Cara Mengatasinya

Sen, 5 Juni 2023 | 10:00 WIB

Mengenal Fimosis dan Cara Mengatasinya

Ilustrasi seorang anak sedang sakit. (Foto: NU Online/Freepik)

Jakarta, NU Online 
Adakah Anda pernah mendengar di lingkungan Anda ada anak laki-laki yang kulit terluar atau kulup pada alat vitalnya tidak bisa ditarik? 


Anggota Perhimpunan Dokter Nahdlatul Ulama (PDNU), dr Riza Mazidu mengatakan kondisi seperti itu disebut sebagai fimosis. 


“Fimosis adalah suatu kondisi ketika preputium atau kulup melekat atau belum terlepas secara sempurna dari kepala penis,” ujarnya kepada NU Online, Senin (5/6/2023). 


Dokter Spesialis Urologi lulusan Universitas Airlangga Surabaya ini menjelaskan normalnya, pada laki-laki yang belum dikhitan, kulup akan mudah untuk ditarik ke belakang atau akan mengerut ketika ereksi, namun karena terlalu ketat kulup tadi tidak bisa ditarik.


Kondisi ini normal terjadi pada anak-anak dan bayi yang belum sunat. “Tetapi jika pada orang dewasa harus diwaspadai karena bisa juga merupakan tanda adanya suatu penyakit,” imbuh Wakil Ketua LKNU Ponorogo ini.


Fimosis muncul dalam bentuk cincin ketat atau berbentuk seperti karet gelang pada ujung penis. Apabila seseorang menderita fimosis akan mengganggu proses berkemih. Sedangkan pada orang dewasa akan mengganggu ketika berhubungan seksual dan meningkatkan risiko infeksi saluran kencing.


Lalu bagaimana cara mengenali fimosis? 

Seseorang dengan fimosis akan merasakan nyeri di area penis, kulit penis akan memerah dan terjadi pembengkakan seperti balon di bawah kulup. 


“Pada anak-anak dan bayi fimosis terjadi karena bagian kulup penis terlalu kecil, dan pada anak-anak dan bayi yang belum disunat. Pada orang dewasa fimosis dapat terjadi akibat infeksi saluran kencing berulang, infeksi kulit kulup, tidak merawat kebersihan penis dengan baik, dan terlalu kencang ketika menarik kulup ke belakang,” kata Wakil Ketua BPPK (Badan Pelaksana Pelayanan Kesehatan) NU Ponorogo ini.


Dokter yang pernah nyantri di PondokPesantren Hudatul Muna Jenes Ponorogo ini menegaskan pilihan pengobatan dapat diberikan berdasarkan gejala. Namun, apabila seseorang tidak memiliki gejala fimosis dapat diobati dengan prosedur sirkumsisi atau dapat diberikan krim atau salep obat golongan kortikosteroid untuk membantu meregangkan kulup sehingga dapat ditarik. 


“Dukungan dan keikutsertaan orang tua dalam membantu menjaga kebersihan area penis dengan rutin dapat mencegah terjadinya fimosis, pada orang dewasa perubahan pola hidup juga menjadi salah satu cara mencegah fimosis,” pungkas dokter yang berdinas di RSU Muslimat NU Ponorogo dan mengajar di Akafarma Sunan Giri Ponorogo ini.


Pewarta: Kendi Setiawan
Editor: Syamsul Arifin