Lampung

Moderat Beragama Ditandai Penghargaan terhadap Budaya

Jum, 15 Desember 2023 | 22:00 WIB

Moderat Beragama Ditandai Penghargaan terhadap Budaya

Halaqah Fiqih Peradaban yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Darul Islah, Tulang Bawang, Kamis (14/12/2023). (Foto: David)

Tulang Bawang, NU Online Lampung

Penghargaan terhadap kebudayaan yang ada di sekitar menjadi salah satu ukuran seseorang menjalankan praktik beragama dengan cara yang moderat. Sikapnya dalam menghargaai, mengakomodasi, dan memposisikan budaya pada tempatnya menjadi bentuk moderasi beragama. Penghormatan kepada budaya dan kearifan lokal ini menjadi satu dari empat ciri moderasi beragama yakni memiliki komitmen kebangsaan, toleransi, dan anti kekerasan.

 

Hal ini dijelaskan oleh Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Lampung, H Puji Raharjo pada Halaqah Fiqih Peradaban yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Darul Islah, Tulang Bawang, Kamis (14/12/2023). Halaqah ini mengusung tema Pengalaman Islam Indonesia dalam membangun Peradaban Nusantara.

 

Ia menyebut contoh nyata bagaimana umat Islam di Indonesia menghormati kearifan budaya lokal adalah menggunakan pakaian batik dalam aktivitas-aktivitas ibadah.

 

“Karena kita Islam di Indonesia, maka kita menggunakan pakaian yang seperti ini (batik) karena kita diajarkan untuk mengakomodir budaya, menjadikan budaya sebagai infrastruktur agama,” ungkapnya.

 

Mengutip penjelasan Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH A Mustofa Bisri, mengenakan batik masuk dalam kategori melaksanakan sunnah Nabi. Pasalnya, Nabi sangat menghormati tradisi tempat tinggalnya dengan memakai pakaian khas Arab. Nabi tidak membuat pakaian sendiri untuk menunjukkan bahwa dia Rasulullah.

 

Mengenakan batik yang merupakan tradisi menurutnya merupakan ittiba’ (mengikuti) Nabi Muhammad yang mengenakan pakaian Arab sebagai tradisi.

 

Selengkapnya di tautan berikut.