Nasional

5 Syarat Puasa Ramadhan

Sel, 29 Maret 2022 | 11:45 WIB

Jakarta, NU Online

Kurang dari sepekan lagi umat Islam akan bertemu dengan bulan suci Ramadhan. Di bulan ini, umat Islam diwajibkan untuk menjalankan ibadah puasa. Hal ini sebagaimana digariskan dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 183-185.


Dalam menjalankan ibadah puasa Ramadhan ini, seseorang harus memenuhi beberapa syarat berikut.


Pertama, orang tersebut merupakan seorang penganut agama Islam (Muslim/Muslimah). Sebab, sebagaimana dikutip dari NU Online, puasa adalah ibadah yang menjadi keharusan atau rukun keislamannya. 


Kedua, orang tersebut telah baligh, usia hukum Islam berlaku bagi orang tersebut. Balighnya seseorang ditandai dengan ia pernah keluar mani dari kemaluannya baik dalam keadaan tidur atau terjaga, dan khusus bagi perempuan sudah keluar haid saat minimal berusia sembilan tahun. Sementara bagi yang belum keluar mani dan haid, ia juga bisa tergolong sebagai baligh pada usia 15 tahun dari usia kelahirannya. 


Ketiga, umat Islam yang telah baligh itu sudah tamyiz, memiliki akal yang sempurna atau tidak gila, baik gila karena cacat mental atau gila disebabkan mabuk. Seseorang yang dalam keadaan tidak sadar karena mabuk atau cacat mental, maka tidak terkena hukum kewajiban menjalankan ibadah puasa. Namun, bagi orang yang mabuk dengan sengaja, maka ia diwajibkan menjalankan ibadah puasa di kemudian hari (mengganti di hari selain bulan Ramadhan alias qadha). 


Keempat, kuat menjalankan ibadah puasa. Jika tidak mampu, maka orang tersebut wajib mengganti di bulan berikutnya atau membayar fidyah.


Kelima, wajib mengetahui kapan tiba awal bulan Ramadhan. Pengetahuan mengenai awal Ramadhan ini diketahui dari kesaksian salah satu orang terpercaya (adil) yang mengetahui awal bulan Ramadhan dengan cara melihat hilal secara langsung dengan mata biasa tanpa peralatan alat-alat bantu. Dan persaksian orang tersebut dapat dipercaya dengan terlebih dahulu diambil sumpah, maka muslim yang ada dalam satu wilayah dengannya berkewajiban menjalankan ibadah puasa. Jika hilal tidak dapat dilihat karena tebalnya awan, maka untuk menentukan awal bulan Ramadhan dengan menyempurnakan hitungan tanggal bulan Sya’ban menjadi 30 hari.


Pewarta: Syakir NF
Editor: Kendi Setiawan