Nasional

Batal Berangkat Haji, Pemerintah Harus Pikirkan Dampak Psikologis Jamaah

Sab, 5 Juni 2021 | 04:00 WIB

Batal Berangkat Haji, Pemerintah Harus Pikirkan Dampak Psikologis Jamaah

Jamaah Haji 2019. (Foto: NU Online/Faizin)

Jakarta, NU Online
Pembatalan pemberangkatan jamaah haji Indonesia secara beruntun pada dua tahun terakhir ini menyisakan banyak dampak. Selain dampak semakin bertambah panjangnya daftar antrean haji, yang berdasarkan data Kementerian Agama mencapai puluhan tahun, pembatalan ini juga menyisakan kesedihan dan beban psikologis bagi para jamaah.


Para jamaah haji yang sudah lama mengimpi-impikan pergi ke Tanah Suci harus menerima kenyataan untuk menunda misi mulia tersebut. Dampak psikologis sangat dirasakan calon jamaah, terlebih bagi mereka yang sudah lanjut usia. Semakin panjang antrean haji, maka semangat dan optimisme mereka untuk berangkat bisa jadi akan semakin mengendur.


“Kalau yang masih muda mungkin tidak ada masalah psikologis. Tapi yang sudah tua pasti akan berpikir kondisi fisik dan apakah masih diberikan umur panjang untuk bisa berhaji,” kata Jumangin, salah satu calon jamaah haji Indonesia asal Kabupaten Pringsewu, Lampung yang seyogyanya berangkat tahun 2021 ini, Sabtu (5/6).


Hal ini menurutnya juga harus menjadi pertimbangan pemerintah dalam mengambil kebijakan haji pasca-pembatalan haji dalam dua tahun berturut-turut ini. Pemerintah lanjutnya harus benar-benar dan lebih selektif dalam menentukan nomor kursi keberangkatan jamaah. Faktor usia harus dipertimbangkan dan pemerintah harus membuat kebijakan yang ketat saatnya nanti pelaksanaan ibadah haji bisa digelar dengan kondisi normal.


“Kita ‘kan jamaah, Mas. Yang ngatur haji pemerintah. Kita manut dan berharap kebijakan pemerintah yang terbaik bagi kita. Yang penting kami sudah niat diwujudkan dengan mendaftar haji dan ketika dipanggil berangkat itu merupakan panggilan dari Allah,” kata pria yang juga Ketua Jamiyyatul Qura wal Huffad (JQH) Nahdlatul Ulama Pringsewu ini kepada NU Online.


Kondisi psikologis jamaah juga diungkapkan Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) H Helmy Faishal Zaini saat hadir pada Koferensi Pers Penjelasan Kebijakan Penyelenggaraan Ibadah Haji 1442 H/2021M, Kamis (3/6) di Jakarta.


Ia mengungkapkan bahwa umat Islam khususnya para calon jamaah haji pasti merasakan kesedihan atas pembatalan haji yang dilakukan Pemerintah Indonesia. Ditambah lagi kondisi ini akan semakin memperpanjang daftar tunggu untuk diberangkatkan berhaji.


Namun ia mengajak semuanya untuk mengambil hikmah atas kondisi ini, dan jangan sampai mengendurkan semangat dan niat untuk berhaji. Berangkat ke Tanah Suci Makkah untuk berhaji menurutnya merupakan impian setiap umat Islam sejak dilahirkan di dunia.


“Mari kita ambil hikmahnya dan berdoa mudah-mudahan dengan ditundanya ini tidak mengurangi sama sekali makna niat kita untuk melaksanakan ibadah haji,” ajaknya.


Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Aryudi AR