Nasional

Buka Gebyar Ramadhan BWI 2024, Menag Tegaskan Wakaf Bermanfaat untuk Sosial-Keagamaan

Rab, 27 Maret 2024 | 16:57 WIB

Buka Gebyar Ramadhan BWI 2024, Menag Tegaskan Wakaf Bermanfaat untuk Sosial-Keagamaan

Gebyar Wakaf Ramadhan BWI resmi dibuka Menag Yaqut dan dihadiri Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa, Rabu (27/3/2024). (Foto: NU Online/Malik)

Jakarta, NU Online

Badan Wakaf Indonesia (BWI) mengadakan kegiatan Gebyar Ramadhan Tahun 2024 dengan tema Wakaf sebagai Investasi Kebangkitan Ekonomi Umat di Hotel Aryaduta Menteng Jakarta, Rabu (27/3/2024).


Kegiatan ini dibuka oleh Menteri Agama Republik Indonesia (Menag RI) H Yaqut Cholil Qoumas.


"Dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim Gebyar Wakaf Ramadhan 2024 resmi dibuka," ujarnya.


Dalam sambutannya, Gus Yaqut menegaskan bahwa wakaf memiliki peran yang penting. Perannya bukan hanya untuk mengentaskan kemiskinan, tetapi juga bermanfaat untuk lingkungan sosial dan keagamaan.


Salah satu contoh peran wakaf dalam lingkungan sosial dan keagamaan adalah wakaf tanah untuk pembangunan tempat pendidikan dan pemakaman.


"Kita tahu potensi wakaf Rp180 triliun per tahun, jika bisa dikelola secara produktif, bukan tidak mungkin potensinya akan meningkat, kita tahu mayoritas warga negara kita adalah Muslim," katanya.


Sementara itu, Ketua BWI Prof Muhammad Nuh mengatakan bahwa prinsip wakaf adalah tahan pokoknya, bagi hasilnya atau istilahnya memperbesar return on equity.


"Jadi kalau kita renung-renungkan, wakaf itu bukan sekedar melepaskan kepemilikan kita untuk kepentingan yang sifatnya abadi. Tidak sekedar itu," ujarnya.


Lebih lanjut ia menjelaskan  ada empat nilai-nilai perwakafan (wakaf values). Pertama, the power of giving (kedahsyatan memberi).


"Kedua, wakaf itu mesti produktif. Karena yang dibagikan itu hasilnya. Kalau tidak ada hasilnya, apa yang mau dibagikan?" ujarnya.


Ketiga, pasti ada manfaat atau benefitnya. Keempat, ada nilainya dalam bingkai eternity


Prof Nuh juga mengatakan, wakaf bukan sekadar ilmu pengetahuan tetapi juga kesadaran dan lakon sehingga tak cukup hanya didiskusikan. 


"Wakaf nggak cukup hanya didiskusikan panjang lebar tapi nggak pernah berwakaf. Wakaf itu bukan hanya investasi akhirat, tetapi wakaf itu investasi yang manfaatnya bisa didapat di dunia dan akhirat, bagi diri sendiri maupun bagi masyarakat," pungkasnya.


Sementara itu, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) Republik Indonesia/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa mengatakan, kemiskinan di Indonesia cukup tinggi yaitu 25,9 juta.


"Dengan kemiskinan masih terjadi ketimpangan yang luar biasa, untuk mengatasi ini tidak bisa sendiri," ujarnya.


Menurut Suharso, sangat penting untuk mengatasi kemiskinan dan tidak bisa hanya dilakukan oleh pemerintah, tetapi juga intervensi langsung kepada si miskin melalui wakaf.


"Potensi wakaf itu luar biasa, untuk pembangunan juga sangat luar biasa, tetapi banyak dari kalangan kita tidak paham," pungkasnya.