Nasional

Buka Kirab Budaya, Alissa Wahid: Jaringan Gusdurian adalah Rumah Bersama

Sab, 15 Oktober 2022 | 23:00 WIB

Buka Kirab Budaya, Alissa Wahid: Jaringan Gusdurian adalah Rumah Bersama

Gusdurian Sulawesi turut memeriahkan kirab budaya Sabtu (15/10/2022) malam. Kegiatan ini menjadi bagian dari Tunas Gusdurian 2022. (Foto: NU Online/Suci Amaliyah)

Surabaya, NU Online

Suasana berbeda nampak terlihat di halaman Asrama Haji Sukolilo, Surabaya, Jawa Timur Sabtu (15/10/2022) malam. Ratusan peserta Temu Nasional (Tunas) Gusdurian mengenakan pakaian adat tradisional dari berbagai daerah dalam kirab budaya Tunas Gusdurian 2022.


Diiring barongsai mereka berjalan dari rute Bir Ali hingga Gedung Musdalifah di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya, Jawa Timur.


Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian, Alissa Qotrunnada Wahid saat membuka kirab budaya mengatakan, malam ini Gusdurian dari segala penjuru membawa keunikan dan kekhasan dari daerah masing-masing. Hal ini menujukkan bahwa Jaringan Gusdurian adalah rumah bersama. 


"Kita tunjukkan bahwa perbedaan tidak harus terpecah. Betapa persatuan bisa diwujudkan, kita patut mensyukuri hal ini karena kita mampu menjaga perbedaan warna yang ada," kata Alissa.


Alissa menjelaskan digelarnya kirab budaya yang tak lain untuk menujukkan bahwa perbedaan tidak bisa dipaksa.


"Kita harus mengingat bahwa perbedaan tidak bisa dipaksa menjadi kesamaan. Kesamaan bisa mengorbankan kekhasan maka semangat itulah yang ingin kita tunjukkan dalam kirab budaya kita," terangnya.


Kirab budaya juga bukan sekadar senang-senang. "Ini membawa semangat perbedaan dalam persatua, persatuan dalam perbedaan," jelas Alissa.

 

Sebelumnya, Koordinator Divisi Acara, Laila Fajrin Rauf mengatakan kirab budaya ini membawa pesan bahwa Indonesia merupakan bangsa beragam dan terus menggaungkan nilai-nilai toleransi.


Tunas Gusdurian 2022 berlangsung selama tiga hari yakni Jumat-Ahad, 14-16 Oktober 2022. Diikuti 1.300 penggerak Gusdurian dari 155 komunitas di Indonesia dan luar negeri. 


Kontributor: Suci Amaliyah
Editor: Kendi Setiawan