Nasional

Dubes Jepang dan AS Apresiasi Gus Yahya Angkat Perempuan sebagai Pimpinan PBNU

Sel, 1 Maret 2022 | 18:00 WIB

Dubes Jepang dan AS Apresiasi Gus Yahya Angkat Perempuan sebagai Pimpinan PBNU

Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf saat menerima Dubes Jepang dan AS di gedung PBNU. (Foto: NU Online/Suwitno)

Jakarta, NU Online
Duta Besar Jepang untuk Indonesia Kanasugi Kenji mengapresiasi langkah Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf dalam mengangkat perempuan sebagai pimpinan PBNU. Hal ini untuk kali pertama, PBNU mengambil perempuan sebagai pimpinan.


“Selamat atas langkah Anda dalam memasukkan perempuan sebagai pengurus PBNU,” kata Kenji saat mengunjungi PBNU di Jalan Kramat Raya 164 Jakarta, Selasa (1/3/2022).


Hal serupa juga disampaikan Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Sung Y Kim kepada Gus Yahya. “Saya ucapkan selamat untuk masuknya perempuan dalam kepengurusan,” ujar pria kelahiran Seoul, Korea Selatan dan besar di Los Angeles Amerika Serikat itu.


Kedua dubes tersebut juga mengucapkan selamat atas keterpilihan Gus Yahya sebagai Ketua Umum PBNU. Menurut Kim, NU merupakan organisasi yang sangat penting.


Pada pertemuan dengan Kim, Gus Yahya didampingi Ketua PBNU Amin Said Husni dan Alissa Qotrunnada Wahid. Ia mengenalkan Alissa kepada Kim sebagai salah satu ketua dan putri dari Presiden keempat RI KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur).


Kepada kedua dubes tersebut, Gus Yahya menjelaskan bahwa pilihan Khofifah Indar Parawansa dan Alisa Wahid bukan semata keduanya merupakan perempuan. Lebih dari itu, dua perempuan tersebut dipilih karena memang kemampuannya luar biasa.


“Perempuan pemimpin sebagai pengurus (PBNU) karena mereka terbaik dan memiliki kemampuan spesial untuk agenda kami,” kata Pengasuh Pesantren Raudlatut Thalibin, Leteh, Rembang, Jawa Tengah itu.


Dalam pertemuan dengan kedua dubes tersebut, Gus Yahya membicarakan sejumlah pembahasan penting mengenai konflik dunia, seperti perseteruan Rusia dan Ukraina hingga konflik Israel dan Palestina yang kembali meningkat ekskalasinya hari-hari ini.


Selain itu, radikalisme yang meningkat juga menjadi salah satu topik pembicaraan. Karenanya, mereka meminta peran aktif NU dan Indonesia dalam mempromosikan Islam moderat di kancah dunia internasional.


“Indonesia perlu mempromosikan moderasi karena Indonesia merupakan negara dengan muslim terbanyak dan negara dengan demokrasi terbesar dunia,” ujar Dubes Kenji.


Pewarta: Syakir NF
Editor: Musthofa Asrori