Nasional

GP Ansor Tolak Kerja Sama dengan Ormas Pro Kekerasan dan Anarki 

Kam, 7 November 2019 | 15:06 WIB

GP Ansor Tolak Kerja Sama dengan Ormas Pro Kekerasan dan Anarki 

Ilustrasi: NU Online

Jakarta, NU Online
Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor (PP GP Ansor) menyatakan sikap penolakannya untuk bersikap kooperatif dengan pihak mana pun yang mendukung kekerasan, melawan hukum, dan mencita-citakan pendirian negara di luar NKRI. PP GP Ansor juga menolak kooperatif meski hanya berupa kunjungan dan pertemuan dengan pihak yang berkarakter tersebut.

Demikian pernyataan sikap PP GP Ansor dalam forum Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Gerakan Pemuda Ansor pada Rabu-Kamis (6-7/11) di Kantor Sekretariat PP GP Ansor, Jalan Kramat Raya Nomor 65 A, Jakarta Pusat.

"GP Ansor menolak kerja sama dalam bentuk apa pun dengan organisasi mana pun yang dinilai mengedepankan kekerasan, melawan hukum dan menginginkan berdirinya negara di luar NKRI," kata Ketua Umum PP GP Ansor H Yaqut Cholil Choumas.

Menurutnya, kerja sama ini termasuk di dalamnya adalah kunjungan-kunjungan dan atau komunikasi yang berpretensi politik justru dapat merusak ukhuwah nahdliyah di kemudian hari.

Bagi GP Ansor, Indonesia adalah negara demokrasi yang berideologi Pancasila dengan bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), bukan negara agama maupun negara sekuler. Segala perilaku dan tindakan warga negara Indonesia mengacu pada dasar negara Indonesia yang telah disepakati.

Dengan demikian, jika ada orang atau kelompok yang ingin mengubahnya dengan bentuk lain, baik menjadi negara agama (Daulah Islamiyah atau Khilafah) maupun sekuler, maka sudah menjadi kewajiban GP Ansor berada di garis terdepan melawan dan berjihad menjaga NKRI dan Pancasila.
 
Sebelumnya Pelaksana Tugas Rais Aam PBNU (2013-2015) KH Mustofa Bisri (Gus Mus) menyatakan bahwa kesetiaan dan loyalitas NU ditujukan untuk Indonesia, bukan kepada pemerintah. NU tidak pernah memberontak meski dikecewakan oleh pemerintah.

Gus Mus bercerita bahwa saat orde baru berkuasa, NU sudah dikecewakan. Ketika itu, NU diabaikan, ditindas, dan sebagainya. Tetapi ketika pemilu digelar, NU tidak pernah memberontak. Itu terjadi karena NU memiliki loyalitas kepada Indonesia, bukan kepada pemerintah.

"Kiai saya menyatakan, Indonesia adalah rumah. Kamu menghirup udara, udara Indonesia. Kita makan dan minum dari makanan dan minuman Indonesia. Ketika meninggal, kita akan kembali menyatu dengan tanah Indonesia," kata Gus Mus saat mengisi pengajian malam puncak Hari Santri 2019 PCNU Pamekasan di Pesantren Miftahul Ulum Bettet, Pamekasan, Jawa Timur, Sabtu (26/10) malam.
 
 

Pewarta: Alhafiz Kurniawan
Editor: Kendi Setiawan