Nasional

Gus Yusuf Chudlori Ceritakan Nabi Ibrahim Ditegur Allah ketika Menjamu Orang Majusi

Ahad, 4 September 2022 | 11:00 WIB

Gus Yusuf Chudlori Ceritakan Nabi Ibrahim Ditegur Allah ketika Menjamu Orang Majusi

Pengasuh Asrama Pondok Pesantren Salafi Tegalrejo, KH Yusuf Chudlori (Foto: istimewa)

Jakarta, NU,Online
Nabi Ibrahim as adalah sosok yang memiliki julukan bapaknya tamu di Makah. Karena dari pagi, siang, sore hingga malam, ia selalu makan bersama tamu tanpa membeda-bedakan. Siapa pun tamunya tetap di jamu oleh Nabi Ibrahim.


Hal itu diungkapkan Pengasuh Asrama Pondok Pesantren Salafi Tegalrejo, KH Yusuf Chudlori dalam tayangan video Sabtu (3/9/22).


"Kadang-kadang di masyarakat kita, selalu membeda-bedakan tamu. Jika tamunya menggunakan mobil maka sajiannya lebih enak. Sedangkan kalau orang biasa jamuannya juga biasa bahkan cuma air putih," ungkap Gus Yusuf.​​​​​


Menurut Gus Yusuf, Nabi Ibrahim tidak pernah membedakan tamu, karena pernah ditegur oleh Allah swt. Suatu ketika Nabi Ibrahim kedangan tamu. Lalu Nabi Ibrahim sudah mau menyembelih kambing. Dilihat dari pakain tamu tersebut, Nabi Ibrahim mengira bahwa tamu tersebut orang Majusi (penyembah api), sehingga Nabi Ibrahim memberi syarat.


"Nabi Ibrahim bertanya kepada tamu tersebut: Ingin memakan apa? Semua saya siapkan hari ini. Tapi kalau bisa kamu ikut saya. Saya suguhi asal mau bersyahadat mau menyembah Allah dengan masuk Islam," cerita Gus Yusuf.


Orang Majusi tersebut berdiam. Rasa laparnya hilang, lalu ia pamit kepada Ibrahim. Ia mengatakan jika yang dikehendaki Nabi Ibrahim seperti itu ia tidak akan meminta apa-apa.


Setelah tamu itu pamit dan keluar beberapa langkah, Allah swt menurunkan wahyu-Nya kepada Nabi Ibrahim.


"Nabi Ibrahim ditegur Allah: 'Wahai Ibrahim ketahuilah tamu yang datang ke rumahmu itu usianya sudah 50 tahun, dan selama 50 tahun yang memberi makan aku, kata Allah;.yang memberi hidup aku, kata Allah. Dan Allah sudah 50 tahun memberi makan dan tidak pernah sekalipun memberi syarat," lanjut Gus Yusuf. 


Gus Yusuf menceritakan, akhirnya Nabi Ibrahim keluar menjemput orang Majusi tersebut. Ia meminta maaf dan tidak memberikan orang Majusi tersebut syarat, orang tersebut bebas makan, bahkan jika dihabiskan, tidak apa-apa.


"Lalu orang Majusi tersebut bertanya kenapa berubah? Dan Nabi Ibrahim menjawab: Saya baru saja di tegur oleh Allah juragan saya, karena Allah yang memberi makan 50 tahun saja tidak pernah memberi syarat," lanjut Gus Yusuf.


Sifat rahman Allah

Gus Yusuf menjelaskan melalui cerita tersebut, Allah membuktikan sifat rahman-Nya. Allah mengasihi seluruh makhluk. Welas asih Allah di dunia tanpa batas; yang shalat diberi makan, yang tidak pernah shalat juga diberi makan; yang Islam diberi rumah, yang tidak Islam diberi rumah juga malah kadang lebih besar rumahnya. 


"Ini bukti sifat arrahman Allah," ujar Gus Yusuf.


Namun ia mengingatkan, hal yang perldu dicari oleh umat Islam bukan hanya rahman, tapi juga rahim, yaitu belas kasih Allah yang tidak hanya di dunia tapi juga di akhirat.


Belas kasih Allah menurutnya hanya tertentu khusus yaitu alladzi naamanu waamilusshalihat. "Jadi orang Muslim di dunia tidak boleh iri jika sudah berjamaah di masjid lima waktu dan berkeinginan memiliki sepeda motor tidak kesampaian, karena orang yang tidak shalat hanya diberi kasih sayang di dunia saja," ungkapnya.


"Allah mengatakan bisa saja memberi semuanya di dunia, tapi di akhirat jangan minta apa pun. Maka kita berharap belas kasih yang kekal besok di surga Allah dengan terus beribadah dan terus berbuat baik kepada sesama," tutupnya.


Kontributor: Siti Maulida
Editor: Kendi Setiawan