Nasional

Hadapi Wabah Corona, Solidaritas Masyarakat Harus Ditingkatkan

Sel, 24 Maret 2020 | 21:00 WIB

Hadapi Wabah Corona, Solidaritas Masyarakat Harus Ditingkatkan

Salah satu program NU hadapi corona

Jakarta, NU Online

 

Hingga Rabu 25 Maret 2020, kasus virus korona di seluruh dunia mencapai 415.115 kejadian dengan angka kematian mencapai 18.562 dan 108.296 di antaranya dinyatakan sembuh. Di Indonesia, kasus tersebut mencapai 686 kasus dengan 55 penderita meninggal dunia dan 30 di antaranya dinyatakan sembuh.

 

Sosiolog Universitas Indonesia, Prof Iwan Gardono Sujatmiko, PhD mengatakan, di tengah merebaknya wabah virus corona di berbagai negara di belahan dunia termasuk Indonesia tersebut diperlukan solidaritas bersama dan gotong royong yang tinggi antar masyarakat.

 

Solidaritas yang ia dimaksud adalah upaya saling membantu dan gotong antara masyarakat Indonesia khususnya dan dunia pada umumnya. Hal itu dapat dibentukkan dalam usaha membantu masyarakat yang paling rentan dalam menghadapi wabah corona.

 

“Peneguhan solidaritas harus dilakukan secara berkala melalui media massa dan media sosial,” ujar Guru Besar Sosiologi Politik Universitas Indonesia tersebut beberapa waktu lalu.

 

Menurutnya, nilai solidaritas dan gotong royong merupakan nilai lokal yang dimiliki masyarakat Indonesia sejak dulu dan harus ditingkatkan di saat genting seperti saat ini dalam rangka melawan pandemik corona.

 

Senada dengan apa yang dikatakan Iwan Gardono Sujatmiko, sejumlah lembaga telah melakukan upaya solidaritas dan gotong royong. Sejumlah organisasi seperti LAZISNU mengorganisir bantuan dalam bentuk barang dan uang serta menyediakan pusat informasi untuk membantu masyarakat. Ia juga menciptakan sejumlah protokol kesehatan untuk masyarakat luas di tengah maraknya wabah ini.

 

Sejumlah organisasi di bawah NU yang lain juga melakukan kerja solidaritas berupa penyemprotan disinfektan di sejumlah rumah ibadah dan pondok pesantren.

 

Jaringan Gusdurian Indonesia juga melalukan hal sama dengan membuka donasi dalam bentuk crowdfunding untuk membantu kelompok masyarakat yang harus tetap bekerja dari luar rumah selama musim pandemi.

 

Yayasan Gerakan Indonesia Sadar Bencana (GRAISENA) membuka bantuan untuk pemenuhan biaya kebutuhan dasar keluarga golongan menengah ke bawah yang tulang punggungnya berstatus PDP (Pasien dalam Pengawasan) atau Positif Corona.

 

Hal lain yang menurut Iwan Gardono Sujatmiko juga penting adalah literasi yang tepat bagi masyarakat. Literasi yang diberikan kepada masyarakat bertujuan agar masyarakat tidak mudah termakan isu hoaks terkait penyebaran virus tersebut. Peningkatan literasi ini dinilai bisa membuat masyarakat menjadi tenang.

 

Masyarakat Anti Fitnah atau Mafindo, sebuah organisasi yang fokus dalam menangani misinformasi dan disinformasi melalukan konter terhadap hoaks kasus korona dalam beberapa waktu terakhir. Sejumlah informasi yang beredar di masyarakat berhasil diklarifikasi Mafindo seperti rekrutmen relawan Covid-19 di Wisma Atlit yang akan digaji Rp6 juta.

 

“Berdasarkan hasil penelusuran, diketahui bahwa informasi tersebut tidak benar. Merujuk kepada Kementerian Kesehatan (Kemenkes), untuk menghadapi pandemi Covid-19 di Indonesia khususnya di Jakarta, Badan Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan membuka tiga jalur resmi rekrutmen menjadi tenaga kesehatan untuk penanganan covid-19,” jelas Mafindo dalam akun facebook Masyarakat anti Fitnah Indonesia.

 

Editor: Ahmad Rozali