Nasional

Harga Sembako Meroket, PBNU Desak Pemerintah Keluarkan Kebijakan Fundamental

Ahad, 19 Juni 2022 | 21:00 WIB

Jakarta, NU Online
Harga beberapa kebutuhan pokok terus meroket dan merangkak naik. Hanya dalam beberapa pekan, harga Sembilan bahan pokok (sembako) sudah naik tiga kali, yakni menjelang kenaikan harga BBM, pasca pengumuman kenaikan harga BBM, dan menjelang Ramadhan kemarin.


Menanggapi isu meroketnya harga sembako, Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Bidang Bidang Ekonomi dan Lingkungan Hidup, H Aizuddin Abdurrahman (Gus Aiz) mendesak pemerintah agar mengambil langkah fundamental yang bisa diberlakukan untuk mengendalikan harga kebutuhan pokok.


“Kita minta kepada pemerintah agar mengeluarkan kebijakan fundamental untuk kepentingan masyarakat kecil,” ujarnya saat dihubungi NU Online, Ahad (19/6/2022).


Dalam situasi sulit begini, kata dia, terobosan pemerintah sangat diperlukan. Tidak sekedar operasi pasar. Dalam banyak kasus, operasi pasar kurang efektif. Selain sifatnya yang temporer, operasi pasar juga hanya menjangkau segmen kecil dari masyarakat. Akibatnya, operasi pasar terkadang tidak begitu efektif menahan laju kenaikan harga dan memastikan ketersediaan sembako yang bisa dijangkau rakyat.


“Kita minta dengan hormat dan sangat kepada pemerintah mengeluarkan kebijakan prinsip untuk mengendalikan naiknya harga pokok yang sepenuhnya untuk meringankan beban dan meningkatkan daya beli masyarakat, bukan kebijakan-kebijakan sementara, termasuk agar tidak terjadi inflasi,” kata tokoh kelahiran Jombang, 1 Mei 1979 itu.


Gus Aiz menyebut harga sembako yang semakin tidak stabil merupakan ketidakberpihakan kepada rakyat. Pasalnya, hal tersebut membuat masyarakat merana, mulai dari pedagang hingga pembeli.


Karenanya, Gus Aiz meminta kepada para pelaku usaha termasuk korporasi selaku pengendali sarana dan prasarana bergandengan tangan menyelesaikan persoalan sembako ini.


“Kita menghimbau dan meminta para pelaku usaha termasuk korporasi yang mengendalikan sarana prasana, produksi, dan mata rantai distribusi kebutuhan bahan pokok berpihak kepada masyarat kecil agar tidak menjadi lemah,” pinta Gus Aiz.


Rintihan rakyat
Rintihan suara rakyat terkait meroketnya harga kebutuhan pokok seolah samar terdengar oleh pemerintah. Suaranya terkalahkan dengan bisingnya kebijakan yang tidak menjadikan rakyat sebagai kepentingan utama.


Demikian disampaikan Irma (51), salah seorang pemilik warung makan Sunda di Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Ia mengkritik keras langkah pemerintah yang menaikkan beberapa komoditas bahan pokok.


Menurut dia, kenaikan tersebut terkesan dilakukan secara sepihak oleh pemerintah tanpa memperhitungkan kemampuan masyarakat kelas bawah seperti dirinya.


“Naiknya beberapa bahan pokok jelas berat banget buat kita-kita yang yang pemasukannya tidak seberapa,” katanya saat ditemui NU Online di warung makan miliknya.


Bagi sebagian orang, kenaikan harga sembako mungkin tidak terlalu berdampak. Namun, kenaikan tersebut menjadi beban tersendiri bagi masyarakat kelas menengah bawah, termasuk dirinya.


“Ya jadi bebanlah. Baru aja mulai normal setelah pandemi masa tiba-tiba sepi lagi gegara harga kebutuhan pokok pada naik. Enggak bisa kaya gitu,” keluh Irma.


Pewarta: Syifa Arrahmah
Editor: Musthofa Asrori