Nasional

Hari Santri, Ikuti Pembacaan 1 Miliar Shalawat dan Doa Tolak Bala Malam Ini

Kam, 22 Oktober 2020 | 05:25 WIB

Hari Santri, Ikuti Pembacaan 1 Miliar Shalawat dan Doa Tolak Bala Malam Ini

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). (Foto: Antara)

Jakarta, NU Online

Malam peringatan Hari Santri 2020, bertepatan dengan malam Jumat (22/10), Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menggelar pembacaan 1 miliar shalawat dan doa tolak bala. Shalawat yang dibaca ialah shalawat nariyah dan shalawat thibbil qulub mengingat krisis kehidupan dan wabah virus corona yang belum usai.


“Dalam peringatan Hari Santri 2020, kegiatan utama berupa pembacaan 1 Miliar Sholawat Nariyah, sholawat thibbil qulub, dan doa tolak bala’ secara serentak oleh warga NU sedunia pada Kamis (22/10/2020) pukul 19.30 WIB,” jelas Sekjen PBNU HA Helmy Faishal Zaini, Rabu (21/10) kemarin.

 


Sebelumnya, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj menyampaikan bahwa santri sebagai salah satu bibit unggul bangsa Indonesia mengemban peran dan tugas yang tidak mudah di tengah pertarungan global, kecanggihan teknologi, dan krisis identitas.


Di sini santri diharapkan tidak hanya berperan di sektor-sektor pinggiran, tetapi juga mengambil peran pada sektor-sektor strategis kehidupan bangsa, baik di bidang pemerintahan, industri, bisnis, ekonomi, kesehatan, sains, media, teknologi informasi, sosial-budaya, maritim, agraria, dan lain-lain.


“Santri hari ini dan Santri di masa yang akan datang harus mampu menjawab tantangan zaman. Santri diharapkan mampu memenangkan pertarungan global, mengambil peran strategis dan mendedikasikan diri untuk senantiasa siap berkorban dan memiliki kecintaan terhadap tanah air yang tinggi serta mampu mewujudkan kemandirian Indonesia dengan daya saing yang tinggi," tegas Kiai Said, Rabu (21/10).


Menurutnya, santri juga terbukti efektif menjadi penggerak pembangunan yang mendinamisasi kehidupan masyarakat sekaligus mampu bertindak sebagai penjaga persatuan dalam kebinekaan yang sangat harmonis.


“Santri tidak hanya mampu mengaji tetapi dituntut untuk mampu menguasai berbagai bidang strategis, produktif dan progresif dalam berbagai hal serta mampu menampilkan model kepemimpinan nasional yang mengedepankan kepentingan bangsa,” ucap Kiai Said.


Dalam konteks Indonesia dan dunia yang sedang menghadapi pandemi ini, lanjutnya, santri harus mengambil peran untuk berjihad memberikan sumbangsih terbaiknya untuk membantu menaggulangi wabah Covid-19.


Jika dulu, Fatwa resolusi jihad yang dikeluarkan oleh KH Hasyim Asy’ari dimaksudkan untuk melawan kolonialisme dan penjajahan, maka jihad hari ini adalah bersatu melawan wabah agar kita semua diberi keselamatan dan kesehatan.


“Sehingga ‘Santri Sehat, Indonesia Kuat’ menjadi  visi bersama untuk mengabdi pada Negeri, membangun, menjaga, dan merawat Ibu Pertiwi,” tutur Kiai Said.


“Ikhtiar batin tersebut diharapkan mampu membangkitkan semangat pengabdian kaum santri untuk negeri menuju Indonesia yang kuat, berdaulat, dan segera diberi keselamatan dari pandemi Covid-19,” tandas Kiai Said.


Pewarta: Fathoni Ahmad

Editor: Kendi Setiawan