Nasional LITERASI DIGITAL

Iklim Literasi Digital Menjadi Kebutuhan di Pondok Pesantren

Kam, 18 Agustus 2022 | 16:00 WIB

Iklim Literasi Digital Menjadi Kebutuhan di Pondok Pesantren

Seminar Literasi Digital dengan tema Membangun Kemajuan Literasi Santri di Era Transformasi Digital 4.0, di Pondok Pesantren Addinu Syarifah Labuan Batu, Sumatera Utara, Kamis (18/8/2022).

Labuan Batu, NU Online

Literasi digital sekarang ini sudah menjadi kebutuhan dan kewajiban termasuk di Pondok Pesantren. Penting bagi para santri untuk dikenalkan literasi digital, dengan harapan tidak hanya sekedar menggunakan, tetapi juga untuk kebaikan.


"Literasi digital hari ini sudah menjadi kebutuhan dan kewajiban di mana pun, sampai di lingkungan pondok pesantren," ujar Dosen Magister Unusia Jakarta, Mahrus Elmawa pada saat mengisi seminar Literasi Digital dengan tema Membangun Kemajuan Literasi Santri di Era Transformasi Digital 4.0, di Pondok Pesantren Addinu Syarifah Labuan Batu, Sumatera Utara, Kamis (18/8/2022).


Menurutnya penting bagi para santri untuk memanfaatkan literasi digital, yaitu tidak hanya sekedar menggunakannya saja. Tetapi juga dapat menjadikan pembelajaran lebih efektif, dan juga efisien.


"Diharapkan literasi digital itu bukan hanya sekali lagi yang sifatnya konsumtif, tetapi juga yang sifatnya produktif. Inilah yang menurut saya penting dalam konteks di lingkungan pesantren hari ini," imbuhnya.


Lebih lanjut ia mengatakan bahwa konsekuensi dari era digital tidak hanya bersifat positif, dan negatif. Maka dari itu dirinya menghimbau agar para santri menghindari dampak negatif dari era digital, dan juga harus menggunakan teknologi digital pada tempatnya.


"Kita jangan melarang tetapi harus membimbing, karena itu kedekatan orang tua, guru dengan anak-anak itu penting. Perlu untuk mengapresiasi, mengafirmasi, dialog diskusi. Supaya kita bisa juga mengontrol mengawasi bahwa era digital itu butuh komunikasi, diskusi, dialog yang efektif," ungkapnya.


Hal senada juga diungkapkan oleh Kepala Kementerian Agama (Kemenag) Labuan Batu, Syafi'i, menurutnya dalam penggunaan digital harus yang positif-positif, salah satunya dalam proses pembelajaran.


"Dampak positifnya itukan mempermudah dalam proses pembelajaran, memberikan pembelajaran yang berbeda, dan bervariasi. Sehingga merangsang minat siswa untuk belajar, dengan adanya digital itu menjadikan pembelajaran menjadi lebih menarik," ujarnya.


Syafi'i berpesan kepada para santri untuk mengikuti perkembangan digital, jangan sampai tertinggal. Karena perkembangan digital merupakan sesuatu hal yang tidak bisa dihindari, dan apabila tertinggal maka akan tertinggal informasi juga.


Pengasuh Ponpes Addinu Syarifah, KH Mohammad Ali Azhar Samosir juga mengungkapkan hal serupa, para santri harus siap dengan perkembangan digital yang serba cepat.


"Oleh karena itu literasi digital merupakan hal yang lumrah dalam kehidupan, semua serba digital, perkembangan inilah yang terus berlangsung. Maka dari itu seluruh elemen santri harus melek, harus tahu bahwa digital itu manfaatnya besar," ujarnya.


Dirinya juga berpesan agar para santri memanfaatkan era digital ini sebagai sebuah media untuk berdakwah.


"Bahwasanya santri itu tongkat estafet daripada para ulama-ulama. Maka para santri harus aktif untuk menguasai dunia internet, gunanya supaya bisa bermanfaat, yaitu dakwah di media sosial. Maka terakhir yaitu perubahan akan terus terjadi maka apabila kita seluruh komponen pondok pesantren jika tidak mengikuti maka akan ketinggalan," pungkasnya.


Kontributor: Malik Ibnu Zaman

Editor: Fathoni Ahmad