Nasional

Kampus PTNU Harus Adaptasi dengan Perkembangan Zaman

Rab, 14 Desember 2022 | 10:00 WIB

Kampus PTNU Harus Adaptasi dengan Perkembangan Zaman

Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Prof Muhammad Ali Ramdhani usai menyampaikan materi pada Klinik Akreditasi Lembaga Perguruan Tinggi NU di Bekasi, Jawa Barat, (9-11/12/2022). (Foto: istimewa)

Jakarta, NU Online 

Lembaga Pendidikan Tinggi Nahdlatul Ulama (LPTNU) bekerja sama dengan Direktorat Pendidikan Tinggi Agama Islam membuka klinik akreditasi sebagai langkah untuk terus meningkatkan kualitas mutu pendidikan di lingkungan PTNU. Hal ini berlangsung di Bekasi, Jawa Barat pada Kamis-Sabtu (9-11/12/2022).


Ketua Pelaksana Lutfi Hamidi menyampaikan bahwa kegiatan klinik ini tidak hanya memberi manfaat kepada semua kalangan tetapi juga meningkatkan silaturahim antara pengelola Perguruan Tinggi Islam swasta.


Sementara itu, Direktur Pendidikan Islam Kementerian Agama Prof Muhammad Ali Ramdhani mengingatkan bahwa musuh bersama kita bukanlah perguruan tinggi lain melainkan kebodohan. Ia juga menyinggung bahwa setiap kampus harus mampu beradaptasi terhadap perubahan, terutama di era pandemi ini yang mengubah sistem pembelajaran yang dulunya tatap muka (luring) menjadi daring (online).


“Setiap universitas akan punah bahkan saat ini paling bagus sekalipun akan mengalami kepunahan, tapi universitas yang paling bertahan ke depan adalah universitas yang mampu beradaptasi dengan perubahan,” kata Dani.


Dani juga menambahkan bahwa kekuatan inti untuk maju ke depan adalah dengan pergerakan serentak secara bersama-sama. “Hal ini karena ketika kita bergerak maju sendiri kedepan, maka pergerakan itu tersebut tidak akan berlangsung lama. Namun, apabila kita bergerak bergandengan tangan bersama maka kita akan peduli kepada sesama yang tertinggal dan langkah ke depan menjadi terarah dan bertahan lama,” ujarnya.


Cerminan mutu pendidikan dapat dilihat dari perolehan akreditasi baik kampus maupun program studi. Akreditasi kampus yang baik mendorong peningkatan kualitas sumber daya, lulusan, penelitian, pengabdian, dan pembelajaran. Oleh karena itu, setiap universitas harus dapat menyesuaikan setiap perubahan dan perkembangan pendidikan kedepan.


Sementara itu, Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis) Kemenag Prof Suyitno mengingatkan kepada perwakilan kampus bahwa kegiatan ini sangat penting terutama dalam mendorong peningkatan akreditasi. Harapannya, setelah kegiatan ini selesai semakin bertambah perguruan tinggi keagamaan islam swasta yang memperoleh akreditasi unggul.


“Instrumen yang dibangun dalam borang penilaian terdiri dari tujuh bagian penilaian dan kebanyakannya sekarang penilaian menggunakan metode kuantitatif. Artinya, kalau kegiatan ini tidak dilakukan sekarang, maka beban pendidikan ke depan akan semakin berat,” ujarnya.


“Terakhir, semoga hadirnya LPT PBNU dalam setiap program ini dapat membantu membenahi dan menyelesaikan problematika yang terjadi terutama di kalangan universitas yang di bawah naungan LPT PBNU,” tutup guru besar UIN Raden Fatah Palembang, Sumatra Selatan itu.


Editor: Syakir NF