Nasional

Keberagaman di Indonesia, Potensi atau Api dalam Sekam

Kam, 17 Maret 2022 | 08:30 WIB

Keberagaman di Indonesia, Potensi atau Api dalam Sekam

Ilustrasi keberagaman di Indonesia. (Dok. NU Online)

Jakarta, NU Online
Indonesia dari segi budaya merupakan negara yang sangat beragam. Hal ini merupakan potensi yang besar sekaligus ancaman jika tidak dirawat dengan sebaik-baiknya.


Hal tersebut disampaikan oleh Kasubdit Kemitraan Umat Islam Ditjen Bimas Islam Kementerian Agama RI, Ali Sibromalisi, saat menjadi pembicara utama dalam Webinar Obrolan Seputar Soal Islam (OBSESI) episode 111, Rabu (16/3/2022).


Webinar bertema Milenial dan Gen Z: Transformasi Digital dan Moderasi Beragama ini menghadirkan dua narasumber, yakni Ketua Umum PP Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Nurul Hidayatul Ummah dan Ketua Umum PP Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Nashir Efendi.


Melanjutkan paparan, Ali Sibromalisi menyebut bahwa keberagaman di Indonesia dapat berubah menjadi api dalam sekam.


“Maka, Indonesia memerlukan suatu konsepsi wawasan kebangsaan yang telah diwujudkan founding fathers (para pendiri bangsa) ke dalam Pancasila,” ujarnya.


Kendati demikian, bagi Ketua Umum PP IPM Nashir Efendi, generasi milenial saat ini membutuhkan suatu konsep Islam Washatiyah sebagai pelengkap Pancasila. “Sehingga dapat menghasilkan ajaran dan praktik beragama yang cinta damai,” sambungnya.


Tak hanya itu, bagi dia, sering kali terjadi kesenjangan dalam praktik beragama, seperti maraknya kasus terorisme. Padahal, Islam merupakan agama yang moderat dan ideal.


“Secara ajaran, Islam adalah agama yang sudah sangat moderat, meski tanpa dimoderasi,” tambahnya.


Generasi Hybrid
Sementara generasi Z saat ini, menurut Nashir, adalah generasi hybrid yang tidak ingin tampak terafiliasi dengan kelompok manapun. “Mereka ingin terlihat netral,” ungkapnya.


Ketum PP IPPNU Nurul Hidayatul Ummah menyebut generasi saat ini merupakan generasi yang menyukai hal-hal instan dengan kebiasaan membaca yang semakin menurun.


“Mereka lebih suka media visual yang menghibur,” ujarnya. Sehingga, lanjut Nurul, cara paling mudah menyampaikan paham moderasi beragama adalah melalui media digital.


“Penyampaian nilai-nilai Moderasi Beragama harus diperbarui dengan bahasa-bahasa yang lebih sederhana dan dikemas menjadi video, info grafis, dan sejenisnya,” tandas Nurul.


Sebagai informasi, Webinar yang dimoderatori oleh Humas Kemenag RI Dewi Indah Ayu Diantiningrum ini juga menyebut bahwa Kemenag telah lama bermitra dengan IPPNU dalam menyebarkan nilai-nilai Moderasi Beragama kepada para pelajar.


Kontributor: Nila Zuhriah
Editor: Musthofa Asrori