Nasional HAUL KH JA'FAR AQIL SIROJ

Keterbukaan Buya Ja'far Shodiq Aqil Siroj dan Keteladanan Lainnya

Kam, 14 Januari 2021 | 16:15 WIB

Keterbukaan Buya Ja'far Shodiq Aqil Siroj dan Keteladanan Lainnya

Buya Ja'far juga sangat dekat dengan KH Noer Muhammad Iskandar, pendiri sekaligus pengasuh Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta. (Foto: www.khaskempek.com)

Cirebon, NU Online

Almarhum KH Ja'far Shodiq Aqil Siroj adalahĀ kiai yang terbuka dengan siapa pun. Ia tidak segan meminta saran kepada keponakan-keponakan danĀ para santri, kendati lebih sepuh dan lebih berpengalaman.

Ā 

Hal itu disampaikan disampaikan oleh putra kedua almarhum, KH Muhammad, dalam Haul Virtual Buya Ja'far yang ke-7 bertepatan dengan 1 Jumadil Akhir, Kamis (14/1). Haul diselenggarakan oleh Ikatan Alumnus Pondok Pesantren (IKHWAN) KHAS Kempek Cirebon.

Ā 

Menurut Kiai Muhammad,Ā Buya Ja'far juga sangat dekat dengan KH Noer Muhammad Iskandar, pendiri sekaligus pengasuh Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta yang wafat pada Ahad 13 Desember 2020 lalu.

Ā 

"Kepada Kiai Noer, Buya Ja'far sering meminta saran untuk kemajuan Pondok Pesantren Tarbiyatul Mubtadi'ien. Bahkan tidak segan meminta link untuk mendapatkan dana pembangunan pesantren. Ini bukti bahwa dengan siapapun Buya selalu meminta saran demi kemajuan pesantren yang diasuhnya," kata Kiai Muhammad.

Ā 

Masih menurut KH Muhammad, Buya Ja'far adalah kiai yang memandang sesuatu tidak dari satu sisi saja. Melainkan dari berbagai sudut pandang. Sebab, Buya meyakini bahwa dalam setiap peristiwa itu ada banyak pelajaran berharga yang bisa diambil pelajaran. Terutama untuk diterapkan di Pondok Pesantren Tarbiyatul Mubtadi'ien (nama sebelum Ponpes KHAS Kempek) yang diasuhnya saat itu.

Ā 

"Saya sering diajak Buya menghadiri acara di luar. Buya selalu berpesan agar bisa mengamati cara itu dari berbagai sudut pandang. Apakah dari kepanitiaannya, ketertibannya, kebersihannya, macem-macemlah," tegas Kiai Muhammad.

Ā 

Saat pemerintah memberlakukan wajib belajar 9 tahun, Buya dengan sigap 'menjemput bola'. Ia membangun sekolah-sekolah formal, mulai dari Tsanawiyah (MTs), SMP, sampai Aliyah. Buya menyadari, untuk tetap menjaga eksistensi pesantren saat itu, mau tidak mau harus dibuatkan sekolah formal.

Ā 

"Buya itu selalu melakukan inovasi-inovasi untuk pesantren, tanpa menghilangkan nilai-nilai pokok yang sudah ada sejak dulu," tambah kiai yang kini mengemban amanah KepalaĀ SMP KHAS Kempek itu.

Ā 

Miliki banyak keteladanan

Almarhum KH Ja'far Shodiq 'Aqil Siroj adalah sosok kiai yang memiliki banyak teladan. Beliau dikenal sebagai kiai yang berpandangan luas, teliti, visioner, peduli sesama dan pekerja keras.

Ā 

Kiai MuhammadĀ juga menceritakan, sosok Buya Ja'far juga dikenal sebagai kiai yang memiliki semangat tinggi, baik secara dzohir maupun batin. Bagi Buya, usaha dzohir saja belum cukup tanpa dibarengi doa dan pendekatan diri kepada Sang Maha Kuasa.Ā 

Ā 

Konon, ketika Buya sedang ada keperluan ke Jakarta untuk kepentingan pesantren, ia tidak lupa berziarah ke Makam Kiai Harun dan Kiai Aqil dulu untuk bertawassul agar diberi kemudahan.

Ā 

Buya juga merupakan kiai yang peduli dengan sesama. Meski beliau sibuk untuk memajukan pesantren sendiri, beliau tidak lupa untuk merangkul kiai-kiai yang lain agar bisa sukses bersama dan memajukan pesantren-pesantren yang mereka asuh.

Ā 

"Dulu saat ada bantuan pembangunan rusunawa untuk asrama santri, Buya juga mengajak kiai-kiai pesantren supaya bisa ikut mendapatkan bantuan itu," ungkap Kiai Muhammad.

Ā 

"Kita sebagai santri-santri Buya, ayo tiru teladan-teladan beliau. Disiplinnya, semangatnya, usaha dzohir-batinnya. Kalau tidak bisa banyak-banyak, minimal satu lah," ajak Kiai Muhammad.

Ā 

KH Ja'far Shodiq 'Aqil Siroj adalah Pengasuh Pondok Pesantren KHAS Kempek Cirebon saat masih bernama Pondok Pesantren Tarbiyatul Mubtadi'ien. Buya Ja'farĀ merupakan kakak kandung Ketum PBNU KH SaidĀ Aqil Siroj.Ā 

Ā 

Buya JafarĀ meninggal dunia di RSPAD Gatot Subroto, Selasa 1 April 2014 sekitar pukul 18.00 WIB setelah menjalani perawatan di RSPAD selama 12 hari karena sakit.

Ā 

Kontributor:Ā Muhamad Abror
Editor: Kendi Setiawan