Nasional

Komnas Disabilitas Ajak Orang Tua Beri Pengasuhan Terbaik bagi Anak Difabel

Sel, 6 Desember 2022 | 22:00 WIB

Komnas Disabilitas Ajak Orang Tua Beri Pengasuhan Terbaik bagi Anak Difabel

Komisioner Komnas Disabilitas Fatimah Asri Mutmainnah (kiri) saat menghadiri Kongres Fatayat NU di Palembang beberapa waktu lalu. (Foto: NU Online/Musthofa Asrori)

Jakarta, NU Online
Penyandang disabilitas kerap dipandang sebelah mata oleh sebagian kalangan karena beberapa keterbatasan yang dimilikinya. Hal ini sebenarnya dapat diantisipasi oleh orang tua sebagai orang terdekat dengan anak, sehingga anak memiliki kepercayaan diri yang baik dan dapat berkompetisi sebagaimana anak-anak lain.


Komisioner Komnas Disabilitas, Fatimah Asri Mutmainnah, mengatakan hal tersebut dalam siaran langsung melalui Instagram pribadinya yang diselenggarakan bersama akun Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga) Jawa Tengah, Senin (5/12/2022) malam.


Ia mengajak para orang tua untuk melakukan pengasuhan terbaik kepada anak-anak berkebutuhan khusus. Hal pertama yang bisa dilakukan oleh orang tua adalah penerimaan.


“Di sini peran spirit keagamaan menjadi fondasi dalam penguatan setiap orang tua yang dianugerahi oleh Allah anak-anak yang istimewa. Penerimaan itu menekankan sebuah kepercayaan bahwa Tuhan tidak pernah menciptakan produk yang gagal, artinya semua makhluk sempurna,” tuturnya. 


Umi Aci, sapaan akrabnya, menegaskan bahwa Tuhan tidak pernah memberikan cobaan melebihi kekuatan makhluknya. Ini juga yang harus menjadi pegangan setiap orang tua. Artinya, orang tua menjadi orang-orang yang terpilih dan harus bersyukur.


“Terhadap orang tua yang sudah mampu menerima namun masih bingung, maka dapat mengikuti komunitas atau forum orang tua. Karena di sana ada konseling yang akan saling menguatkan dan dapat berbagi informasi,” jelas Pengasuh Pesantren Al-Aziz Lasem Rembang, Jawa Tengah ini.


Menurut Umi Aci, orang tua bagaimana pun memiliki limitasi baik kesabaran maupun waktu. Karena tidak selamanya orang tua akan membersamai anaknya. Oleh karena itu, anak harus disiapkan untuk mandiri ketika akhirnya akan terpisah dengan orang tua. Maka anak-anak juga perlu komunitas.


“Ketika orang tua ingat bahwa anak adalah amanah yang dititipkan Tuhan maka ia akan kembali semangat lagi. Peran orang tua yang mampu memunculkan keindahan anak-anak difabel,” tuturnya.


“Kepada para orang tua dan anak-anak yang istimewa, hambatan yang datang dalam hidup kita sebenarnya bukan untuk menghentikan. Tapi, memanggil keberanian dan kekuatan kita,” sambung Ketua PC Fatayat NU Lasem ini.


Di dalam jurnal Pendidikan Inklusi Volume 3 Nomor 2 Tahun 2020 yang ditulis oleh Jesslin dan Farida Kurniawati menyebutkan bahwa setiap orang tua dari anak-anak difabel harus mampu menghadapi tantangan yang tidak mudah untuk dihadapi.


Orang tua mungkin mengalami stigma disabilitas anak mereka dalam berbagai cara. Selain itu, terdapat banyak kekhawatiran yang dialami orang tua. Meskipun menghadapi tantangan, orang tua memiliki harapan yang tinggi agar anak-anak mereka berhasil dan berkontribusi pada masyarakat.


“Peran orang tua menjadi sangat penting dalam pendidikan inklusif, yaitu sebagai pembela anak mereka saat terjadi diskriminasi, dan sebagai pemberi informasi yang berharga mengenai kondisi anak mereka. Karena merekalah orang pertama yang mengenali kondisi anak mereka sebelum masuk sekolah,” tulisnya.


Kontributor: Afina Izzati
Editor: Musthofa Asrori