Nasional

Korupsi, Kejahatan Sistemik yang Merisaukan Bangsa

Sel, 8 Desember 2020 | 20:00 WIB

Korupsi, Kejahatan Sistemik yang Merisaukan Bangsa

Ghufron mengungkapkan penyakit korupsi telah menjangkit kepada sejumlah pejabat negara tanpa disadari, karena mereka terlalu hubbud dunya atau terbuai dengan harta.

Jakarta, NU Online
Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) RI Nurul Ghufron mengatakan, korupsi adalah kejahatan sistemik yang merisaukan negara dan bangsa Indonesia. Praktik korupsi yang dilakukan oleh penyelenggara negara bukanlah kejahatan personal, ada banyak pihak yang terlibat. 

 

"Korupsi bukan merupakan kejahatan personal. Saat ini korupsi adalah kejahatan sistemik di Indonesia," kata Nurul Ghufron saat menghadiri Peluncuran E-Learning AntiKorupsi oleh Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Rabu (8/12) sore. 

 

Disebut kejahatan sistemik karena para penyelenggara negara dan sebagian dari bangsa Indonesia menganggap praktik korupsi adalah hal wajar. Para pejabat yang ditangkap KPK merasa teman-temannya di pemerintahan hampir sama melakukan hal tersebut. 

 

"Mereka menyadari bahwa di luar sana semuanya hampir sama melakukan korupsi dan nggak ketangkep. Ini yang merisaukan seakan-akan korup itu adalah kewajaran bahkan kemudian sudah biasa," ucap dia. 

 

Bahkan menurut Ghufron ada sebagian pejabat yang meyakini bahwa jika sedang memiliki posisi di pemerintahan maka korupsi adalah suatu keharusan. Ini, katanya, harus menjadi kesadaran bersama bahwa sudut pandang korupsi sebagai suatu kewajaranlah yang muncul. 

 

Tentu, ini berbahaya jika bangsa Indonesia memiliki pemikiran yang sama. Karena itu, dia mendorong masyarakat ikut serta melakukan kampanye antikorupsi dengan berbagai upaya. Dia pun merasa bahwa koruptor telah meruntuhkan panji martabat bangsa karena telah merugikan negara. 

 

"Bahkan menurut saya martabat Indonesia tergadai. Maka mestinya NU bukan hanya menghadang Khilafah, tetapi terus menguatkan pemahaman antikorupsi kepada masyarakat,” tuturnya. 

 

Selanjutnya, Ghufron mengungkapkan jika penyakit korupsi telah menjangkit kepada sejumlah pejabat negara tanpa disadari. Penyebabnya, karena mereka terlalu hubbud dunya atau terbuai dengan harta.  

 

“Penyakit korupsi sudah menjangkit semua penyelenggara negara kita. Ini yang kemudian merisaukan kita semua. Seakan-akan sukses itu pada harta. Sukses itu ada jabatan, kemewahan," katanya. 

 

Kemudian, menurut Ketua Ketua Lakpesdam PBNU H Rumadi Ahmad menyebut bahwa korupsi adalah persoalan besar bangsa Indonesia. Dunia internasional, ucapnya, merespons praktik korupsi ini dengan menganalisa tingkat praktik korupsi antar negara-negara di dunia sebagai acuan bagaimana negara itu merugi akibat korupsi. 

 

"Bagi kita semua melakukan berbagai upaya oleh KPK adalah hal yang dilakukan secara bersama-sama," ujarnya. 

 

Pewarta: Abdul Rahman Ahdori
Editor: Kendi Setiawan