Nasional

Kunjungi Kantor Redaksi, PWNU Jateng Akui NU Online Jadi Wadah Berkumpulnya Kaum Intelektual NU

Sen, 4 Desember 2023 | 21:00 WIB

Kunjungi Kantor Redaksi, PWNU Jateng Akui NU Online Jadi Wadah Berkumpulnya Kaum Intelektual NU

Kunjungan PWNU Jateng ke kantor NU Online di Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta, Senin (4/12/2023).

Jakarta, NU Online

Rais Syuriyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah KH Ubaidullah Shodaqoh, bersama Ketua PWNU Jateng H Mohamad Muzamil dan Wakil Ketua PWNU Jateng Prof H Musahadi, mengunjungi Kantor Redaksi NU Online di lantai 5 Gedung PBNU Jalan Kramat Raya 164 Jakarta, pada Senin (4/12/2023) sore hingga petang. 


Kedatangan para pimpinan PWNU Jateng itu disambut hangat oleh Kru Redaksi NU Online, antara lain Pemimpin Redaksi NU Online Ivan Aulia Ahsan dan Redaktur Eksekutif NU Online Mahbib Khoiron. 
 

Suasana keakraban dan kehangatan tercipta. Guyonan-guyonan khas orang tua NU satu per satu dikeluarkan sehingga membuat seisi ruangan pecah tawa. Salah satunya soal guyonan mengenai keluguan kiai NU, sekitar 20 tahun lalu, yang tak bisa membedakan antara eternit dan internet. 


Ivan Aulia Ahsan mengatakan, 20 tahun lalu para kiai dan orang-orang NU masih jauh tertinggal di dunia maya. Namun sejak 2003, NU Online berhasil mengejar ketertinggalan itu, sehingga warga NU secara perlahan bisa melek digital. 


“20 tahun lalu masih susah membedakan internet dan eternit, sekarang NU Online menjadi pemain utama,” kata Ivan. 


Pernyataan Ivan itu diamini oleh Ketua PWNU Jateng HM Muzamil. Menurutnya, NU Online saat ini sudah mampu menjadi referensi bagi seluruh warga NU se-Indonesia. Bahkan, warga NU di daerah bisa mengetahui agenda-agenda Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) melalui NU Online. 


“NU Online masih menjadi referensi,” kata HM Muzamil. 


Wakil Ketua PWNU Jateng Prof Musahadi mengatakan, saat ini para intelektual dan aktivis NU sudah melek dunia digital. Banyak di antara mereka yang saat ini membuat dan mendirikan media online untuk mengimbangi media-media yang memiliki pemahaman keagamaan yang ekstrem. 


“Dulu ngeri, banyak media yang ekstrem. Tapi sekarang sudah banyak media-media Islam (ramah) yang bisa mengimbangi,” ucap Prof Musahadi. 


Selanjutnya, Ivan Aulia Ahsan mengabarkan bahwa NU Online saat ini sudah tersertifikasi oleh Dewan Pers. Hal tersebut membuat NU Online saat ini menjadi media yang sudah bisa dianggap ‘muktabarah’ sehingga bisa dipercaya sebagai media profesional. 


“NU Online sudah tersertifikasi Dewan Pers. Membuat NU Online dianggap muktabarah," kata Ivan. 


Pertemuan tersebut diakhiri dengan makan bersama. Petang hari ini, menu di NU Online ada sate dan soto ayam. Para pimpinan PWNU Jateng itu pun turut menikmati hidangan yang ada, lengkap dengan kerupuk kaleng biru.


Akui NU Online jadi wadah berkumpulnya intelektual NU


Kiai Ubaid mengaku terkesan dengan pertemuan ini. Para Kru NU Online, diakuinya sangat menunjukkan sikap keakraban dan kesederhanaan. 


Kiai Ubaid juga menegaskan bahwa NU Online merupakan wadah berkumpulnya para intelektual NU. Sementara intelektualisme itu, katanya, senantiasa dibangun melalui pendekatan yang penuh keakraban dan keramahtamahan. 


“Saya kira intelektual itu harus dibangun melalui pendekatan-pendekatan yang ramah, tidak pendekatan-pendekatan yang formalis. Itu kesan saya,” ucap Kiai Ubaid. 


Ia juga bangga dengan NU Online karena berhasil mengombinasikan antara khidmah dengan sistem manajemen profesional. 
 

“Alhamdulillah setelah saya melihat sahabat-sahabat yang ada di NU Online ini, yang penting adalah keakraban. Kemudian yang kedua bahwa memang kerja kita itu harus, di NU itu tidak murni profesional, tidak, ada unsur khidmah-nya yang menjadikan kita cair, menjadi enak. Ketiga, kesederhanaan teman-teman itu masih tetap dijaga,” kata Kiai Ubaid.  


“Sangat bagus sekali melihat dari ruangannya, dari cara makannya, dan tidak melupakan unsur-unsur yang dahulu sudah dilakukan oleh teman-teman. Tapi meskipun demikian, tidak mengurangi profesionalisme dan intelektual,” lanjutnya. 


Ia juga mengapresiasi NU Online yang telah menjadi media keislaman terpercaya. Bahkan saat ini telah menduduki peringkat tiga besar sebagai media keislaman. Padahal, katanya, NU Online bekerja dalam fasilitas yang serba sederhana jika dibandingkan dengan media-media lain. 


“Dalam fasilitas yang pas-pasan, ketika kita bandingkan dengan media-media lain, itu merupakan sebuah lompatan. Saya kira teman-teman NU Online itu kan berusaha sendiri, mencari sendiri. Satu lompatan bagi teman-teman. Kita masih terbatas dengan halal-haram. Kalau tidak mikir halal-haram, saya pikir teman-teman NU Online sudah bisa melampaui mereka,” pungkas Kiai Ubaid.