Nasional

Literasi Digital Sebagai Penangkal Ancaman Radikalisme

Jum, 26 Agustus 2022 | 20:00 WIB

Literasi Digital Sebagai Penangkal Ancaman Radikalisme

Literasi Digital Sebagai Penangkal Ancaman Radikalisme. (Foto: Tangkapan layar).

Jakarta, NU Online
Pengurus Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (Lakpesdam PBNU), Dianta Sebayang, menekankan pentingnya kemampuan literasi digital di tengah era teknologi informasi saat ini. Dianta menilai, literasi digital merupakan solusi dari ancaman radikalisme di ruang digital.

 

“Menjadi tantangan jika yang dilihat konten garis keras. Karena, algoritma media sosial akan mendekatkan pengguna kepada kelompok tersebut,” ungkap Dianta saat mengisi kegiatan literasi digital di Pondok Pesantren Hidayatul Insan, Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Jumat (26/8/2022).

 

Lebih lanjut, Dianta menyampaikan bahwa berdasarkan data yang ia temukan disebutkan masyarakat Indonesia memiliki kepedulian terhadap agama yang tinggi.

 

“Masyarakat Indonesia masih menganggap agama itu penting,” katanya.

 

Pria yang juga Dosen di Universitas Negeri Jakarta (UNJ) itu menyebut, 81 persen pengguna internet di Indonesia mencari informasi seputar agama melalui media sosial, disusul dengan penggunaan website populer dan tidak populer.

 

Hal tersebut dianggapnya menjadi tantangan masa depan sebab pemahaman agama tidak hanya sebatas konten yang seseorang akses semata.

 

“Konten keagamaan tidak hanya dipahami secara mendalam melalui media sosial. 50 persen membacanya dari Facebook. Ini yang menjadi repot,” ujarnya.

 

Memahami konten keagamaan, sambung dia, tidaklah selesai hanya dengan membaca status seseorang. Jangan sampai media sosial membuat seseorang menganggap bahwa pihak yang otoritatif membicarakan agama adalah mereka yang memiliki banyak pengikut.

 

“Jangan sampai kita menganggap bahwa orang yang memahami agama diukur dari jumlah followernya. Karena banyak kiai NU yang tidak punya media sosial sama sekali,” tegasnya.

 

Maka itu, literasi digital diharapkan bisa menjadi solusi dari potensi ancaman radikalisme yang tersebar melalui internet. Hal itu juga, sambung dia, menjadi konsen bersama terutama kepada masyarakat yang tidak masuk pesantren atau memiliki akses langsung ke kiai.

 

Kontributor: Nuriel Shiami Indiraphasa
Editor: Aiz Luthfi