Nasional

LPBINU Ajak Dakwah Lingkungan dengan Konten Media Sosial

Sen, 4 Oktober 2021 | 23:00 WIB

LPBINU Ajak Dakwah Lingkungan dengan Konten Media Sosial

Ilustrasi: Media sosial dapat menjadi sarana dakwah lingkungan agar bisa tersebar luas di kalangan muda. 

Jakarta, NU Online
Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LPBI PBNU) meluncurkan program Eco-Peace: Interreligious Learning on Environment. Pendaftaran program ini dibuka sampai dengan 10 Oktober 2021. 

 

Manajer Program Lingkungan dan Perubahan Iklim LPBINU, Hijroatul Maghfiroh numenjelaskan program tersebut ditujukan untuk mengajak kalangan muda Indonesia agar turut berpartisipasi dalam upaya penanganan kerusakan lingkungan yang dampaknya kian nyata. 

 

"Ide dasarnya adalah ingin mengajak anak muda ikut berperan dalam pelestarian lingkungan. Bagaimana anak muda bisa ikut meng-influence dengan style milenialnya. Apalagi kalo melihat data BPS, hari ini penduduk Indonesia didominasi generasi muda. Jadi anak muda hari ini jangan hanya menjadi pendengar dan penonton dalam isu pelestarian lingkungan, tapi juga bisa ikut berperan aktif," terangnya kepada NU Online, Senin (4/10/2021).

 

Melansir dari Air Quality Live Index (AQLI), Indonesia menduduki peringkat ke-20 sebagai negara dengan kondisi kualitas udara terburuk di dunia. Tak berhenti di situ, The National Plastic Action Partnership (NPAP) melaporkan setidaknya terdapat 4,8 juta ton sampah plastik di Indonesia yang tidak dikelolla dengan baik dan benar. Sebesar 48 persen berimbas pada polusi udara, 13 persen tidak dikelola dengan layak di tempat pembuangan dan berkemungkinan mencemari tanah, dan 9 persen sisanya mencemari air dan laut.  

 

Berlandaskan pada fenomena tersebut, Firoh menuturkan program yang memanfaatkan media sosial sebagai sarana dakwah lingkungan ini diharapkan bisa tersebar luas di kalangan muda. 

 

"Dengan memanfaatkan media online dan media sosial, baik Reels IG, IG (Instagram) maupun Tiktok, diharapkan 'dakwah lingkungan' ini bisa tersebar luas di kalangan generasi muda. Tentu dengan bahasa dan style yang bisa diterima oleh anak-anak muda dari lintas agama," terang Firoh.

 

"Karena kita meyakini bahwa dalam setiap agama, pasti ada anjuran tentang pelestarian lingkungan. Namun masih jarang terekspos atau diketahui oleh anak-anak generasi muda. Melalui mereka lah, isu pelestarian lingkungan berperspektif lintas agama dapat tersosialisasikan dengan baik," imbuhnya. 

 

Program besutan LPBI PBNU yang bekerja sama dengan Mubadalah.id tersebut terbuka untuk umum dan digelar selama sebulan Oktober penuh secara daring melalui Zoom.

 

Pembagian kegitan
Program tersebut dibagi ke dalam tiga kegiatan, yakni Eco-Peace Workshop, Eco-Peace Writing and Content Creative, dan Eco-Peace Virtual Field-Trip. 

 

Eco-Peace Workshop merupakan kegiatan perpaduan antara teori dan praktik terkait pandangan agama-agama terhadapa isu lingkungan dan isu pemanasan global, dan isu lingkungan lainya. Pada sesi praktik, akan diisi dengan pengelolaan sampah komunitas dengan bank sampah dan ekobrick. 

 

Eco-Peace Writing and Content Creative merupakan kegiatan kursus menulis kreatif dan pengelolaan media sosial terkait isu-isu agama dan lingkungan. Peserta kemudian akan membuat konten-konten dakwah lingkungan di platform media sosial (Instagram, TikTok, dan Facebook).

 

Eco-Peace Virtual Field-trip merupakan kunjungan virtual ke dua tempat yakni gereja dan pesantren yang telah melakukan gerakan lingkungan. Dua lokasi yang akan dituju adalah Gereja Kristen Jawa (GKJ) Wonogiri dan Pesantren Ekologi Ath-Thaariq Garut.

 

Syarat dan ketentuan
Peserta mendaftar melalui https://bit.ly/Eco-PeaceProgram. Peserta berusia 16-19 tahun. Peserta memiliki kemauan belajar dan peduli pada masa depan lingkungan hidup. Latar belakang agama, jenis kelamin, dan wilayah peserta dapat dari mana pun. Peserta berkomitmen mengikuti rangkaian kegiatan yang dilaksanakan setiap Jumat, Sabtu, dan Ahad masing-masing selama dua jam.

 

Kontributor: Nuriel Shiami Indiraphasa
Editor: Kendi Setiawan