Nasional

Lukman Hakim Saifuddin Apresiasi Semangat para Guru Pelopor Moderasi

Sen, 13 Juni 2022 | 21:00 WIB

Lukman Hakim Saifuddin Apresiasi Semangat para Guru Pelopor Moderasi

Lukman Hakim Saifuddin (kedua kanan) tampak menimang-nimang buku karya para guru agama pelopor moderasi. (Foto: NU Online/Musthofa Asrori)

Jakarta, NU Online
Menteri Agama RI 2004-2019 Lukman Hakim Saifuddin mengapresiasi praktik baik para volunter Guru Pelopor Moderasi (GPM) yang ditulis dalam buku berjudul Guru Pelopor Moderasi: Best Practice Moderasi Beragama di Sekolah dan Madrasah.


Hal ini disampaikannya saat menjadi pembicara dalam Bedah Buku Guru Pelopor Moderasi: Best Practice Moderasi Beragama di Sekolah dan Madrasah, di Hotel Millennium Jakarta, Senin (13/6/2022). Acara yang diinisiasi Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan Balitbang Diklat Kemenag ini juga digelar secara daring melalui Zoom Meeting.


“Saya mengapresiasi yang tak terhingga kepada Asosiasi Guru Pendidikan Agama Islam Indonesia (AGPAII) yang telah memprakarsai kegiatan baik ini,” kata Lukman Hakim.


Apalagi, lanjut dia, giat tersebut tidak hanya melibatkan guru agama Islam semata, melainkan juga guru lintas agama.


“Saya sangat mengapresiasi betul dan tentu apresiasi kepada Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan Kemenag yang telah membantu kerja besar ini,” ujarnya.


Menurut penerima gelar doktor honoris causa dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini, buku tersebut merupakan satu-satunya buku yang memuat praktik moderasi beragama yang disusun oleh para guru agama itu sendiri.


“Ini buku pertama yang saya temui tentang pengalaman terbaik dari para guru tentang perspektif moderasi beragama. Ternyata, meskipun buku ini diprakarsai oleh AGPAII tapi juga menyertakan guru dari agama lain,” jabar pria kelahiran Jakarta, 25 November 1962 itu.


Lebih lanjut, ia juga mengapresiasi semangat voluntarisme dari para guru agama sebagai pelopor moderasi yang menyebarkan nilai-nilai moderat kepada para siswa di sekolah.


“Saya mengapresiasi semangat kesukarelaan guru-guru. Apalagi sempat disebutkan bahwa tidak semua guru tadinya mempunyai kemampuan menulis,” tutur putra bungsu Menag era Bung Karno, KH Saifuddin Zuhri ini.


Hal yang tidak kalah penting bagi dia adalah ketersebaran dari keterlibatan guru-guru. Meskipun tidak memuat keterlibatan guru seluruh provinsi di Indonesia, namun setidaknya dilaporkan bahwa para guru pelopor moderasi tersebut tidak kurang dari 25 provinsi.


“Ini menandakan ketersebaran partisipasi guru-guru untuk menuliskan pengalamannya dalam perspektif moderasi beragama cukup baik,” ungkap Lukman.


Upaya mencetak guru pelopor moderasi beragama terus dilakukan Kemenag. Hal tersebut merupakan bagian langkah strategis penguatan moderasi beragama sebagai program prioritas Menag Yaqut Cholil Qoumas.


Selain Lukman Hakim Saifuddin, hadir dua narasumber lainnya yakni Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Prof Dede Rosyada, dan Sekjen DPP Asosiasi Guru Pendidikan Agama Islam Indonesia (AGPAII) Ahmad Budiman.


Diskusi dan bedah buku yang dimoderatori peneliti ahli utama BRIN eks Kemenag, Imran Siregar, ini dibuka resmi Kepala Puslitbang Penda Kemenag Mohsen Alaydrus. 40 peserta hadir secara luring dan puluhan guru PAI dari sejumlah daerah di Indonesia secara daring.


Kontributor: Nuriel Shiami Indiraphasa
Editor: Musthofa Asrori