Nasional

Mbah Moen dalam Kenangan para Santrinya di Lampung

Ahad, 26 Juli 2020 | 13:00 WIB

Mbah Moen dalam Kenangan para Santrinya di Lampung

Almaghfurlah KH Maimoen Zubair. (Foto: Istimewa)

Pringsewu, NU Online
Di mata santrinya, ulama kharismatik NU almaghfurlah KH Maimoen Zubair merupakan sosok yang terkenal dekat dengan semua santrinya. Beliau adalah sosok yang mengerti apa yang sedang dirasakan para santrinya dan mampu memberikan solusi dari masalah yang dihadapi.


Pengasuh Pesantren Al Anwar Sarang, dengan ribuan santri yang ia asuh ini, mampu menanamkan kedekatan secara psikologis dengan seluruh santrinya. Tidak semua kiai bisa seperti Mbah Moen yang memiliki karisma dan karamah luar biasa.


Kedekatan personal inilah yang diungkapkan oleh para santri-santrinya di Lampung saat menggelar Haul Pertama Mbah Moen di Pesantren Mathlaul Huda Ambarawa, Pringsewu, Ahad (26/7).


"Saya merasakan sendiri bagaimana beliau mampu memberikan kesejukan dan kenyamanan saat bertemu dan bersama. Beliau banyak memiliki hikmah dan karamah yang sering dirasakan para santrinya," kata KH Hidayatul Musthafa, salah satu alumni Pesantren Sarang yang saat ini mengasuh Pesantren Bahrul Ulum Tanggamus.


Wafatnya Mbah Moen dan dimakamkannya beliau di Kota Suci Makkah tahun lalu juga memberikan hikmah yang besar bagi para santri Pesantren Sarang. Di antaranya adalah banyaknya para santri yang mampu berziarah ke makam beliau sekaligus bisa melaksanakan ibadah umrah.

Haul pertama Mbah Moen di Pesantren Mathlaul Huda Ambarawa, Pringsewu, Lampung.

 

"Ini menjadi hikmah besar bagi para alumni yang dengan berbagai upaya mampu pergi ke tanah suci Makkah melalui wasilah Mbah Moen," ujarnya pada haul yang dihadiri sekitar 230 santri yang tergabung dalam Gabungan Santri Sarang Seluruh Lampung (Gasela) ini.

 

Sementara alumni Sarang lainnya KH Maksum Abror melihat, sosok Mbah Moen adalah kiai yang memiliki prinsip kuat dan mampu menempatkan diri dengan baik bersama prinsip berbeda yang dimiliki orang lain.

 

"Beliau sering mengatakan bahwa para santri Sarang harus mampu bergaul dengan siapapun namun harus memiliki prinsip yang kuat agar tidak mudah larut," kata pria yang juga Rais Syuriyah PCNU Kabupaten Pesawaran ini.

 

Mbah Moen sering mengibaratkan dengan istilah para santri harus memiliki dua baju, baju luar dan baju dalam. Baju luar menggambarkan kemampuan beradaptasi dengan situasi yang ada, baju dalam sebagai prinsip hidup yang harus dipegang teguh.

 

Pada kesempatan haul tersebut juga dilakukan pemilihan ketua baru Gasela periode 2020-2025. Kiai Wahyu Hidayat secara aklamasi terpilih menggantikan ketua periode sebelumnya, Kiai Faizin, yang sudah berpulang ke rahmatullah.


Haul ini direncanakan akan menjadi agenda tetap yang akan dilakukan setiap tahunnya oleh Gasela. Untuk haul pertama di tengah pandemi Covid-19 yang belum mereda ini semua alumni mendoakan Mbah Moen di daerah masing-masing. Hal ini sesuai dengan instruksi dari Masyayikh Pesantren Al Anwar beberapa waktu lalu.


Haul Mbah Moen di Lampung ini ditandai dengan pembacaan Yasin Fadhilah dan Tahlil yang diimami Kiai Syarifuddin dan beberapa sambutan yang mengisahkan kedekatan alumni senior dengan Mbah Moen. 


Di antaranya oleh KH Marzuki Amin yang saat ini menjadi Rais Syuriyah PCNU Kabupaten Tanggamus dan KH Mubalighin Adnan, Pengasuh Pesantren Mathlaul Huda yang juga Wakil Rais Syuriyah PCNU Pringsewu.


Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Syamsul Arifin