Nasional

Mengapa Konsumsi Mi Instan Bikin Sembelit? Ini Penjelasan LKNU

Kam, 1 Desember 2022 | 18:25 WIB

Mengapa Konsumsi Mi Instan Bikin Sembelit? Ini Penjelasan LKNU

Mi instan bisa menyebabkan sembelit

Jakarta, NU Online

Mi instan merupakan salah satu makanan siap saji yang mudah didapatkan sekaligus dihidangkan. Hanya membutuhkan waktu kurang dari 5 menit, mi instan siap disantap. Selain itu, harganya yang terjangkau membuat mi instan dijadikan alternatif pilihan makanan oleh sebagian orang.

Oleh sebab kemudahan penyajian yang ditawarkan itu, mi instan kerap kali dijadikan salah satu bahan pangan yang digunakan dalam kondisi darurat, misalnya pascabencana.

Kendati demikian, terlalu mengandalkan mi instan sebagai sumber pangan masa darurat bukanlah pilihan yang tepat. Pasalnya, mengonsumsi mi instan dalam jumlah banyak berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan, salah satunya konstipasi.

Anggota Lembaga Kesehatan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LK PBNU) dr Syifa Mustika, menjelaskan konstipasi atau sembelit merupakan salah satu dampak yang ditimbulkan dari mengonsumsi mi instan.

“Sebenarnya (mi instan) tidak direkomendasikan. Ini karena karbohidratnya kompleks, jadi sulit untuk dicerna sehingga menyebabkan sembelit karena karbohidrat kompleks itu,” terang Dokter Syifa Mustika kepada NU Online, Kamis (1/12/2022).

Ia mengatakan, karbohidrat dalam mi yang berasal dari pati memerlukan waktu lebih lama bagi tubuh untuk mencerna. Terlebih, jika tidak diimbangi dengan pemenuhan asupan cairan yang cukup.

“Kalau kita kurang minum air putih maka akan membuat pekerjaan usus kita lebih berat,” papar dokter Spesialis Penyakit Dalam (Gastroenterohepatologist) tersebut.

Berbeda dengan makanan pada umumnya yang memerlukan waktu cerna di kisaran 4-6 jam, dr Syifa menjelaskan dalam sebuah penelitian disebutkan bahwa mi instan bahkan harus melalui 12 jam untuk diproses tubuh.

“Belum lagi ada fakta yang menyatakan mi instan itu dia lama dicerna. Penelitian yang menunjukan bahwa setelah mi instans dikonsumsi lebih dari 12 jam masih ada di lambung,” dosen Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (UB) Malang, Jawa Timur itu.

“Padahal, normalnya makanan itu 4-6 jam sudah hancur di lambung untuk dicerna di usus halus dan sebagainya,” tambah dia.

Selain itu, konsumsi mi instan dalam jumlah besar dan jangka panjang juga bisa memicu timbulnya penyakit diabetes.

“Tidak boleh dalam jangka panjang, karena ada penelitian yang menyebutkan konsumsi mi instan jangka panjang akan berpengaruh pada diabetes dan beberapa penyakit yang lainnya,” pungkas Ketua Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 NU Malang Raya ini.

Pewarta: Nuriel Shiami Indiraphasa
Editor: Muhammad Faizin