Nasional

Mengenal Siklon Tropis Anggrek yang Picu Angin Kencang dan Hujan Lebat

Kam, 25 Januari 2024 | 14:00 WIB

Mengenal Siklon Tropis Anggrek yang Picu Angin Kencang dan Hujan Lebat

Ilustrasi Siklon Tropis. (Foto: NU Online/Freepik)

Jakarta, NU Online

Siklon tropis adalah badai berkekuatan besar yang tumbuh di perairan laut di sekitar daerah tropis. Siklon tropis dapat dikategorikan menjadi empat, yaitu kategori 1, 2, 3, dan 4. Penetapan kategori ini didasarkan pada kecepatan siklon, di mana semakin tinggi angkanya menunjukkan semakin tinggi kecepatan badai dan potensi dampak yang lebih besar.


Anggota Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Ali Yusuf menjelaskan bahwa siklon tropis Anggrek merupakan jenis badai siklon tropis yang mampu menyebabkan angin kencang, hujan lebat, banjir, dan gelombang pasang.


Penamaan Anggrek, yang juga menggunakan beberapa nama bunga lainnya, dilakukan oleh BMKG dengan tujuan agar kemunculan siklon tropis tidak menimbulkan kepanikan di kalangan masyarakat. Langkah ini diambil untuk memberikan ketenangan kepada masyarakat dalam menghadapi situasi tersebut.


“Siklon tropis Anggrek terjadi tidak hanya saat ini tetapi sudah pernah terjadi pada 2010 atau tepatnya pada 30 Oktober hingga 4 November 2010,” ujarnya pada NU Online, Rabu (25/1/2025).


Ia menyampaikan informasi bahwa umumnya suatu siklon tropis berlangsung selama tiga hari hingga 18 hari. Berdasarkan prediksi BMKG, siklon tropis Anggrek diestimasi akan melanda beberapa wilayah Indonesia dari tanggal 16 Januari 2024 hingga 22 Januari 2024. Selain itu, diprediksi bahwa siklon ini akan menghilang pada tanggal 21-22 Januari 2024. Menurut BMKG, pada tanggal 23 Januari 2024, siklon tropis Anggrek sudah menjauh dari Indonesia.


“Dampak langsung dari siklon tropis Anggrek terjadi dan dirasakan di Yogyakarta dengan munculnya hujan dengan curah yang tinggi disertai petir dan angin kencang di hampir semua wilayah Yogyakarta pada 18-19 Januari 2024 yang mengakibatkan sejumlah pohon tumbang, talud jebol, rumah warga rusak dan longsor sehingga menimpa beberapa bangunan,” paparnya.


Ali Yusuf mengungkapkan bahwa meskipun sejak tanggal 23 Januari 2024 siklon tropis Anggrek telah menjauh atau bahkan menghilang, dampaknya secara tidak langsung masih terasa pada perubahan cuaca di beberapa wilayah di Indonesia. Di wilayah Samudra Hindia barat Kepulauan Nias, Perairan Bengkulu, Perairan barat Lampung, serta Selat Sunda bagian selatan atau dari Sabang sampai Merauke, dampak tidak langsung tersebut termanifestasi dalam bentuk hujan lebat dan gelombang tinggi di laut hingga mencapai 4 (empat) meter.


Ia menjelaskan bahwa dampak dari siklon tropis Anggrek adalah peningkatan curah hujan yang berpotensi memicu terjadinya banjir dan longsor. Oleh karena itu, dia mengemukakan beberapa langkah mitigasi yang dianggap perlu dilakukan yang mencakup pemahaman terhadap kondisi lingkungan dan pemetaan daerah yang berpotensi terdampak oleh banjir dan longsor. Selain itu, disarankan untuk membersihkan semua saluran air atau drainase dan menyusun sistem peringatan dini, baik di tingkat keluarga maupun komunitas.


“Khusus terkait longsor, kenali gejala atau tanda-tanda akan terjadi longsor seperti retakan di lereng dan lain-lain,” ujarnya.


Lalu mempersiapkan dokumen dan perbekalan penting, kemudian menempatkannya ke dalam tas atau wadah serupa, yang harus ditempatkan di lokasi yang mudah dijangkau. Selanjutnya, merencanakan dan menentukan tempat yang aman bagi barang-barang selama terjadi banjir, mencari tahu rute dan lokasi evakuasi ke tempat yang aman dari banjir.


Menurutnya penting untuk mencatat nomor-nomor yang dapat dihubungi jika diperlukan, selalu memantau informasi cuaca dari sumber terpercaya seperti BMKG, dan segera menginformasikan pihak yang berwenang jika muncul ancaman banjir atau longsor.


Ia menjelaskan bahwa dampak dari siklon tropis Anggrek mencakup timbulnya gelombang laut yang tinggi di beberapa perairan yang terkena dampak. Oleh karena itu, disarankan untuk menghindari perjalanan atau menjauhi wilayah tersebut guna mengurangi resiko atau potensi dampak buruk yang mungkin terjadi. Selanjutnya, dia menekankan pentingnya selalu memantau informasi cuaca dari sumber terpercaya, yaitu BMKG.


“Dan yang terpenting, jangan lupa jaga kondisi kesehatan serta perbanyak doa agar kita selalu diberikan keamanan dan keselamatan oleh Allah SWT sehingga terhindar dari dampak bencana,” pungkasnya.