Nasional

Menhan Malaysia: Mereka Teriak 'Allahu Akbar', Lalu Bom Ditembakkan

Sab, 25 Januari 2020 | 11:00 WIB

Menhan Malaysia: Mereka Teriak 'Allahu Akbar', Lalu Bom Ditembakkan

Menteri Pertahanan Malaysia Mohamad Sabu Diskusi Panel Harapan Baru Dunia Islam: Meneguhkan Hubungan Indonesia-Malaysia di Gedung PBNU, Jakarta, Sabtu (25/1) (Foto: NU Online/Suwitno)

Jakarta, NU Online 
Menteri Pertahanan Malaysia Mohamad Sabu mengatakan bahwa umat Islam saat ini sangat tertinggal. Padahal Islam menyebutkan ajarannya tertinggi dan tak ada yang lebih tinggi dari Islam. Tapi masyarakatnya justru terbelakang.

Berbicara pada Diskusi Panel Harapan Baru Dunia Islam: Meneguhkan Hubungan Indonesia-Malaysia di Gedung PBNU, Jakarta, Sabtu (25/1), Sabu mengatakan hal itu terjadi karena umat Islam tidak melaksanakan ajarannya seperti menjaga kebersihan, menjaga amanah, dan persatuan.
 
Di dalam ajaran Islam mengatakan bahwa umat Islam adalah satu dan bersaudara, tetapi pada kenyataannya oknum-oknum dari kelompok Islam tertentu malah saling berperang. "(Mereka meneriakkan) Allahu Akbar, lalu bom ditembakkan," katanya, kalimat suci itu digunakan untuk berperang melawan umat Islam sendiri. Akibatnya negara-negara Islam tak bisa membangun peradabannya sendiri.

"Bayangkan di Afghanistan, rakyatnya buta huruf; di Libya, Irak rakyatnya peminta sedekah, Yaman yang ngebom orang Islam sendiri. Di Somalia lembu pun tak bisa hidup, negara termiskin, penduduknya orang Islam," katanya.
 
"Salahkah aku menganut agama Islam?" sambungnya menanyakan.

Sekali lagi, menurut pemimpin Partai Amanah Negara ini, umat Islam di negara yang aman saja menyebut pemerintahannya kafir. Hal itu pun terjadi di Malaysia.
 
Mohamad Sabu menyebutkan bahwa nilai-nilai islami  justru dilaksanakan oleh negara-negara yang bukan Islam seperti Jepang. Mereka melaksanakan ajaran Islam seperti disiplin, taat hukum, dan amanah.

Seandainya penduduk Jepang itu mengucapkan dua kalimat syahadat, kata Sabu, maka mereka adalah penduduk Muslim terbaik di dunia.
 
Pada kesempatan itu, Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Indonesia Mahfud MD menegaskan bahwa di dalam ajaran Islam tidak menyebutkan bentuk sebuah negara. Indonesia dan Malaysia yang sama-sama penduduk Muslimnya mayoritas memiliki bentuk yang berbeda.
 
Hal yang penting, menurut Menteri Pertahanan pada zaman Presiden KH Abdurrahman Wahid ini adalah negara yang Islami, yaitu nilai-nilai ajaran Islam terlaksana.
  
Pewarta: Abdullah Alawi
Editor: Kendi Setiawan