Nasional

Monkeypox Dikonfirmasi Masuk Indonesia, Ini Penularan dan Upaya Pencegahannya

Ahad, 21 Agustus 2022 | 22:00 WIB

Jakarta, NU Online
Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, Mohammad Syahril, mengonfirmasi temuan pasien pertama cacar monyet atau monkeypox di Indonesia.


“Satu pasien terkonfirmasi dari DKI Jakarta, laki-laki usia 27 tahun,” kata Syahril dalam konferensi pers, Sabtu (20/8/2022).


Pasien tersebut dikabarkan sebelumnya memiliki riwayat perjalanan ke luar negeri. Gejala mulai dirasakan pada 14 Agustus yakni demam serta adanya pembesaran kelenjar. Namun, gejala yang dialami pasien tersebut dikatakan tidak terlalu berat.


Pada 16 Agustus, pasien mulai mengalami munculnya lesi, ruam di muka, telapak tangan, kaku, serta beberapa bagian lain di sekitar genital. Pada 19 Agustus malam, pasien terkonfirmasi positif cacar monyet setelah melakukan pemeriksaan PCR pada 18 Agustus.


“Saat ini, pasien dalam keadaan baik-baik saja. Dalam istilah Covid-19 gejalanya ringan. Pasien tidak perlu dirawat di ruang isolasi. Tapi, cukup isolasi mandiri di rumah,” ungkapnya.


Penularan cacar monyet
Penularan cacar monyet dapat terjadi baik dari manusia ke manusia, maupun dari hewan ke manusia. Sebab, penyakit ini merupakan zoonosis, yaitu penyakit yang menular dari hewan ke manusia.


Melansir dari Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Monkeypox keluaran Kemenkes, cacar monyet menular melalui kontak langsung dengan hewan atau manusia terinfeksi. Penyakit ini juga menular melalui benda yang terkontaminasi virus monkeypox.


Pencegahan dan pengendalian
Beberapa upaya preventif bagi pelaku perjalanan negara endemis (utamanya penularan dari hewan ke manusia) sebagai berikut:

1. Hindari kontak langsung atau provokasi hewan penular monkeypox yang diduga terinfeksi monkeypox seperti hewan pengerat, marsupial, primata non-manusia (mati atau hidup).

2. Hindari mengonsumsi atau menangani daging yang diburu dari hewan liar (bush meat).

3. Biasakan mengonsumsi daging yang sudah dimasak dengan benar.

4. Gunakan APD lengkap saat menangani hewan terinfeksi

5. Pelaku perjalanan yang baru kembali dari wilayah terjangkit segera memeriksakan dirinya jika mengalami gejala dan menginformasikan riwayat perjalanannya.


Sementara minimalisasi risiko penularan bagi pelaku perjalanan di negara non-endemis (utamanya penularan dari manusia ke manusia) sebagai berikut:

1. Terapkan perilaku hidup bersih dan sehat.

2. Hindari kontak tatap muka atau kontak fisik dengan siapa saja yang memiliki gejala atau barang terkontaminasi.

3. Gunakan APD sesuai saat merawat penderita.


Monkeypox adalah penyakit bergejala ringan dengan tingkat kematian sangat rendah. Gejala-gejala penyakit pada umumnya dari monkepox dapat diobati dan dapat sembuh dengan sendirinya tergantung imunitas penderita.


Selain itu, dukungan psikososial juga bisa disediakan untuk penderita selama perawatan dan setelah keluar dari ruang isolasi.


Kontributor: Nuriel Shiami Indiraphasa
Editor: Musthofa Asrori