Nasional

NU Care-LAZISNU Serahkan Hasil Penggalangan untuk Balita Penderita Gangguan Pendengaran

Sel, 11 Oktober 2022 | 18:30 WIB

NU Care-LAZISNU Serahkan Hasil Penggalangan untuk Balita Penderita Gangguan Pendengaran

Sri Isyana Tunggawijaya (kanan) bersama ibunya Dwi Assriani (Foto: NU Care-LAZISNU)

Jakarta, NU Online

Tak jauh dari kantor manajeman NU Care-LAZISNU, ada seorang adik kecil yang mengalami gangguan pendengaran sejak lahir. Sri Isyana Tunggawijaya (2) adalah penyandang gangguan pendengaran jenis sensorineural derajat sangat berat. Keadaan Isyana beberapa waktu yang lalu sudah tidak dapat menggunakan alat bantu dengar (ABM) konvensional.


Sebelumnya, keluarga Isyana sudah menjual tanah dan aset lainnya untuk biaya pengobatan Isyana. Biaya pengobatan tersebut meliputi pemasangan ABM implan koklea (cochlear implant) dan biaya alat totalnya senilai Rp485 juta. 


Walau sudah menggadaikan beberapa barang berharga, tagihan rumah sakit belum dapat dilunasi. "Kekurangan biayanya 169,5 juta. Tenggat waktunya sampai akhir bulan Juni i2022," kata Aziz, ayah Isyana yang berprofesi sebagai seorang pegawai swasta.


NU Care-LAZISNU berinisiatif menggalang dana bantuan melalui crowdfunding nucare.id/bantuisyana. Dana yang berhasil dikumpulkan kemudian diserahkan untuk membantu pelunasan biaya pengobatan Isyana. Dana diserahkan Tim NU Care-LAZISNU saat berkunjung ke rumah Isyana, di Matraman Dalam II, Kelurahan Pegangsaan, Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat Kamis (6/10/2022).

 

Tim NU Care-LAZISNU disambut hangat kemudian berbincang dengan keluarga dari Isyana, Aziz Askhari (33) dan Dwi Assriani (30), pasangan suami istri asal Cilacap Jawa Tengah. 


Dwi, ibunda dari Isyana menceritakan bahwa sejak awal Isyana kurang merespons ketika diajak berinteraksi.


"Isyana sering rewel, dan pas usia satu tahun, ada tiga benjolan di kepalanya. Lalu, Isyana dibawa ke rumah sakit di Kulonprogo, dan sekalian dikonsultasikan terkait kondisi Isyana yang kurang merespon, untuk kemudian dirujuk ke spesialis THT," tutur Dwi.


Dari rujukan itu, Isyana akhirnya harus menjalani operasi Implan Koklea pada Desember 2021 di RS Premier Jatinegara, Jakarta. Saat ini Isyana diberi alat bantu dengar yang ditanam (operasi) di kepala, dan alat bantu di bagian luar.


"Saat ini sudah ada perkembangan untuk merespons, seperti saat namanya dipanggil. Sekarang Isyana juga sudah bersekolah di PAUD, jadi biar dapat bersosialisasi dengan lingkungan, tidak hanya mendengar suara ibu dan ayahnya saja," kata Dwi lagi.


Selain operasi, lanjutnya, Isyana juga menjalani terapi wicara, namun kebijakannya tidak bisa menggunakan BPJS.


"Kebijakan dari BPJS untuk proses operasi tidak bisa langsung untuk dua telinga, melainkan satu per satu," imbuhnya.


Dwi prihatin dengan kondisi Isyana karena harus dioperasi dua kali, dan biayanya akan lebih mahal untuk pembelian alat bantu dengarnya. "Pun terapinya harus dari awal sehingga jadi dua kali kerja," kata Dwi.


Dana bantuan yang terkumpul senilai Rp24.330.042 kemudian oleh pihak keluarga Isyana digunakan untuk membayar kekurangan biaya operasi yang bisa dicicil.

 

"Pembayaran pertama di Januari 2022. Model pembayaran operasi ini dicicil dengan DP (Down Payment) 50 persen, kemudian 50 persen selanjutnya dapat dicicil dengan kurun waktu selama satu tahun. Dan (donasi) dari LAZISNU semuanya sudah dibayarkan untuk tindakan operasi Isyana," jelas Dwi.


Dwi juga menjelaskan, alat bantu dengar yang ditanam di kepala berlaku seumur hidup, sedangkan alat bantu dengar eksternal yang berada di luar kepala bisa diganti, tergantung waktu rusaknya atau ketika ingin di-upgrade.


"Kondisi ketika alat ini dilepas, Isyana tidak bisa mendengar," kata Dwi sembari menunjukkan alat bantu dengar yang digunakan Isyana.

 

Dwi dan Aziz pun menyampaikan terima kasih kepada para donatur dan NU Care-LAZISNU PBNU yang memfasilitasi penggalangan donasi.


"Kami ingin mengucapkan terima kasih atas kebaikan dari LAZISNU yang telah memfasilitasi dalam menggalang donasi untuk biaya operasi implan koklea Isyana, dan kami telah menerima bantuan tersebut," ucap Dwi didampingi Aziz, suaminya.


Ia berharap Isyana bisa bisa berkomunikasi secara verbal seperti anak-anak pada umumnya, bisa bersekolah dan meraih cita-citanya.


"Semoga ke depan Isyana bisa berkomunikasi verbal seperti anak-anak pada umumnya, bisa bersekolah di sekolah formal, bisa meraih cita-citanya, dan berguna bagi masyarakat serta agama dan negara, aamiin," harapnya. 


Staf penyaluran LAZISNU PBNU, Yulianingsih menginformaskan bahwa bantuan tersebut sebagai bentuk kepedulian LAZISNU PBNU atas kesulitan yang terjadi di masyarakat. "Terlebih, kediaman Isyana sangat dekat dengan kita. Ini tetangga kita," tutur Yuli, panggilan akrabnya.


Yuli berdoa, harapan orang tua Isyana dapat terealisasikan. "Tentu tak lepas dari kontribusi #SahabatPeduli sekalian," pungkas Yuli.


Kontributor: Zahra, Azmi, Wahyu
Editor: Kendi Setiawan