Nasional

Pentingnya Peremajaan Naskah Kuno untuk Generasi Milenial

Kam, 31 Oktober 2019 | 03:45 WIB

Pentingnya Peremajaan Naskah Kuno untuk Generasi Milenial

Pencinta naskah sedang mempraktikkan digitalisasi naskah kuno di Bintaro, Tangerang Selatan, Banten, Selasa (29/10). (NU Online/Syakir NF)

Jakarta, NU Online
Tidak banyak orang yang berminat mengkaji naskah-naskah kuno Nusantara meski kandungan nilai-nilai dan pengetahuan di dalamnya begitu melimpah. Hal ini diperparah dengan dunia saat ini yang tengah memasuki era revolusi industri 4.0, masa yang serba digital.
 
Digital Repository of Endangered and Affected Manuscripts in Southeast Asia (Dreamsea) berupaya mendigitalkan naskah-naskah yang kondisinya sudah mengkhawatirkan di Nusantara. Tetapi digitalisasi saja tidak cukup.
 
Penasehat Dreamsea Jamhari Ma’ruf menyampaikan bahwa setelah naskah didigitalkan, upaya penting lainnya yang harus dilakukan adalah rejuvinasi, melakukan peremajaan naskah kuno.
 
“Menghidupkan budaya naskah perlu dengan diremajakan, dijadikan mudah. Dengan YouTube, kata mutiara dari naskah-naskah kuno, pendekatan media sosial sangat bagus,” katanya saat Pelatihan Digitalisasi di Bintaro, Tangerang Selatan, Banten, Senin (28/10).
 
Hal itu mengingat adanya pesimisme pada bidang manuskrip yang memang sejak dahulu tidak populer. Namun bagi Oman Fathurahman, filolog Nusantara, di era revolusi industri 4.0 ini tergantung pelakunya sendiri.
 
"Saya kira teman-teman bisa menyampaikan. (Revolusi industri 4.0) Lebih menantang bagi saya. Menjadi peluang untuk lebih mengeksplorasi," katanya.
 
Oleh karena itu, Guru Besar Filologi UIN Jakarta ini menegaskan bahwa para filolog harus optimis mengingat kajian yang dilakukan terhadap sumber primer yang bangsa lain tidak memilikinya.
 
"Optimis, bahwa kita punya sumber primer yang orang tidak punya," tandas pria yang pernah menjadi Staf Ahli Menteri Agama RI ini.
 
Selain peremajaan sebagaimana diungkapkan oleh Jamhari, hal yang perlu dilakukan untuk menarik kaum muda meminati naskah-naskah kuno adalah kolaborasi dengan bidang keilmuan lain. Hal itu diungkapkan Dekan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Saiful Umam.
 
Menurut Umam, sapaan akrabnya, pernaskahan itu bisa menjadi sebuah pendekatan dalam berbagai disiplin ilmu.
 
Dalam hal ini, Filolog Cirebon Opan Safari menyampaikan bahwa program studi arsitektur di Institut Teknologi Bandung (ITB) telah membuka hal tersebut. Hal serupa juga dilakukan oleh Pramono, Filolog Minangkabau, di Universitas Andalas.
 
Pewarta: Syakir NF
Editor: Musthofa Asrori