Nasional

Penyebaran PMK Makin Luas, Produksi Susu Sapi Perah Turun Drastis dari 15 ke 5 Liter Per Hari

Kam, 9 Juni 2022 | 10:05 WIB

Penyebaran PMK Makin Luas, Produksi Susu Sapi Perah Turun Drastis dari 15 ke 5 Liter Per Hari

Sejak muncul kali pertama pertengahan Mei 2022 lalu, ratusan ekor sapi perah terindikasi telah terinveksi virus penyebab PMK pada hewan ternak kuku belah tersebut.

Jakarta, NU Online

Penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) pada sapi perah di beberapa wilayah di Indonesia membuat para peternak kian ‘gerah’. Pasalnya wabah penyakit pada ternak ruminansia ini mulai mengganggu produktivitas susu sapi.


Sejak muncul kali pertama pertengahan Mei 2022 lalu, ratusan ekor sapi perah terindikasi telah terinveksi virus penyebab PMK pada hewan ternak kuku belah tersebut.


“Dampaknya, para peternak kian terpuruk karena produksi susu sapi kini anjlok,” ungkap Sutini (34) peternak sapi perah dari Desa Nogosaren, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. 


Menurutnya, penyebaran virus PMK yang menyerang sapi perah di Getasan tersebut sangat cepat dan dalam sepekan terakhir jumlah sapi perah yang terpapar pun melonjak cukup signifikan.


Pekan lalu, jelas Sutini, tiga ekor sapi perah yang ada di kandangnya belum menunjukkan gejala-gejala klinis terindikasi PMK. Namun pada awal pekan dua ekor sapi diduga telah terkena PMK.


Meski kondisinya sudah relatif lebih baik, produksi susu tiap ekor sapi belum kembali normal. “Sebelum terkena PMK mampu memproduksi susu hingga 45 liter per hari atau tiap sapi mampu memproduksi 15 liter per hari, sekarang lima liter per hari saja tidak sampai,” jelasnya.


Dokter Hewan dari Subang, Ahmad Syifa S menambahkan, serangan PMK pada ternak sapi perah ini mengakibatkan kerugian ganda bagi para peternak. Selain kondisi kesehatan sapi yang menurun, hal ini juga mengganggu produktivitas susu sapi segar.


“Kebanyakan yang parah emang sapi. Kambing atau domba gak terlalu parah kenanya. Sekarang yang paling kasihan itu peternak sapi perah. Kerugiannya per hari bisa sampai 120 ribu,” tutur Pengurus GP Ansor Subang itu kepada NU Online, Rabu (8/6/2022) malam.


Dikatakan, meski sapi-sapi yang terkena PMK telah pulih, produktivitasnya tidak dapat kembali seperti sebelum terserang PMK.


“Jadi walaupun sudah sembuh, sapi nggak bisa pulih langsung normal bahkan tidak dapat kembali seperti sebelumnya,” terang pria yang pernah menamatkan  Pendidikan Profesi Dokter Hewan di IPB University itu.


Warga, jelasnya, berharap ada tindakan cepat dari dinas terkait untuk megendalikan penyebaran PMK ini karena PMK terus mengancam produktivitas di kecamatan sentra produksi susu segar ini.


Bisa dihitung, jika satu ekor sapi kehilangan produktivitas susu hingga 10 liter, berapa jika ada lebih dari 120 ekor sapi yang terserang PMK ini. 


“Setiap hari bisa terjadi penurunan lebih dari 1.200 liter susu,” tegasnya.


Kontributor: Suci Amaliyah

Editor: Alhafiz Kurniawan