Nasional

Pergunu Gelar Sarasehan Pendidikan di UNU Yogyakarta

Ahad, 29 Desember 2019 | 13:20 WIB

Pergunu Gelar Sarasehan Pendidikan di UNU Yogyakarta

Sarasehan Pendidikan Pergunu di UNU Yogyakarta, Sabtu (28/12) (Foto: Pergunu)

Yogyakarta, NU Online
Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) menggelar Sarasehan Pendidikan Nasional di Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Yogyakarta, Sabtu (28/12).
 
Sarasehan ini sebagai upaya untuk menciptakan guru yang  bukan hanya mampu melakukan transfer ilmu, namun lebih dari pada itu juga mampu menanamkan karakter pada siswa sebagai modal untuk menghadapi era industri 4.0.
 
Sarasehan dihadiri oleh para guru madrasah dari berbagai tingkatan, mulai dari MI, MTS, dan Aliyah. Sarasehan yang bertemakan Guru Mulia Pemersatu Bangsa Penguatan Karakter Siswa Madrasah Menghadapi Era Industri 4.0 mengundang H A Umar, yang merupakan Direktur KSKK Madrasah Kemenag RI sebagai keynote speaker.
 
HA Umar berpesan kepada para guru untuk menjalankan peran sebagai guru secara totalitas. Ia juga mengajak para guru untuk menyertakan karakter seorang guru dalam proses belajar mengajar, agar ilmu yang ditransfer tidak hanya sekedar mengalir seperti layaknya air.
 
Aris Adi Leksono selaku Wakil Ketua PP Pergunu berharap agar Pergunu dapat meningkatkan perannya dan bersinergi dengan lingkungan dunia pendidikan Daerah Istimewa Yogyakarta dalam segala lini.
 
"Mengingat Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai kota yang kental akan spirit belajar dan gandrung dengan nilai-nilai kebudayaan," kata Aris.
 
Kegiatan ini diharapkan akan mampu memberi dampak positif dan meningkatkan spirit para guru NU dalam mengoptimalkan perannya sebagai instrumen pemersatu bangsa.
 
Sementara itu, Hery Kuswara seorang guru yang juga aktif di LPTNU menjelaskan tentang strategi menjadi guru kreatif di era disruptif. Sesuai dengan tema yang dibawakan guru muda yang kerap disapa Hery tersebut mengemas tema sarasehan dengan begitu menarik.
 
Ia mengawali sesi sarasehan dengan ice breaking yang membuat para peserta menjadi terhibur dan antusias mengikuti forum. Tak hanya bersenang-senang, dalam sarasehan tersebut Hery memberikan tiga kunci hebat menjadi guru kreatif. 
 
Sebagai penutup, sarasehan pendidikan nasional yang dihadiri oleh kurang lebih 200 peserta ini diakhiri dengan sesi motivasi dan simulasi menulis oleh KH Muhsin Kalida, yang merupakan founder Gerakan Sekolah/Madrasah Menulis. Ia memantik semangat para guru dan peserta yang hadir dalam acara tersebut untuk berkarya.
 
"Sebagai guru pasti kita punya murid, maka jangan tidur sebelum membaca dan jangan mati sebelum punya karya," ujarnya.
 
KH Muhsin Kalida, yang juga merupakan seorang dosen aktif di UIN Sunan Kalijaga juga memaparkan kiat-kiat menulis. Untuk memiliki sebuah karya tulis yang harus dilakukan yakni pertama, cari ide yang dekat. Kedua, jangan menunggu mood baik atau happy tetapi ciptakanlah mood tersebut dengan upaya-upaya yang dapat dilakukan. Dan ketiga, mulailah menulis tanpa menunggu apa pun lagi.
 
 
Editor: Kendi Setiawan