Peringati Hari Toleransi, Jaringan Gusdurian Gelar Festival #BedaSetara
Kam, 17 November 2022 | 19:00 WIB
Suci Amaliyah
Kontributor
Jakarta, NU Online
Jaringan Gusdurian menyelenggarakan Festival #BedaSetara dalam rangka memperingati Hari Toleransi Internasional yang jatuh tiap 16 November 2022.
Peringatan hari toleransi ini dilakukan setiap tahun oleh Gusdurian, sebutan untuk para pengikut Gus Dur, sebagai upaya melanjutkan perjuangan sang guru bangsa. Selama hidup, Gus Dur dikenal sebagai tokoh humanis yang menyuarakan toleransi antar sesama umat manusia.
āKami melihat toleransi harus terus disuarakan karena di tengah masyarakat kerap terjadi tindakan intoleran,ā ujar Koordinator Sekretariat Nasional Jaringan Gusdurian, Jay Akhmad melalui keterangan tertulis diterima NU Online, Kamis (17/11/2022).
Jay Akhmad meyakini bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia sebenarnya sangat toleran. Namun selama ini masih jarang disuarakan sehingga narasi intoleran masih lebih mendominasi. Festival #BedaSetara menjadi salah satu kiat Jaringan Gusdurian untuk memperbanyak narasi toleransi di tengah masyarakat.
Rencananya, Festival #BedaSetara akan diadakan diberbagai kota di seluruh Indonesia sepanjang bulan November. Ada beragam kegiatan yang dilakukan, seperti diskusi tematik, forum silaturrahmi lintas agama, kampanye media sosial, hingga bedah film.
Pada tahun ini ada lima film yang akan diputar, yaitu āLasem Kota Toleransiā yang diproduksi RRI, āLiyanā karya Pungguh Windrawan, āThe Invisible Heroesā produksi Narasi, āToleransi di Kampung Sawah Bekasiā dari Kumparan, dan āTiga Agama Tetap Bersamaā karya Fandi Akhmad.
āKami berharap festival ini menjadi langkah positif dalam menunjukkan wajah masyarakat yang beragam,ā ucap Jay Akhmad.
Baca Juga
Tiga Tokoh yang Dihormati Gus Dur
Melalui Festival #BedaSetara, Jaringan Gusdurian mengajak banyak pihak untuk sama-sama merayakan perbedaan alih-alih merusaknya.
āKeberagaman bisa menjadi anugerah, namun bisa juga jadi musibah apabila tidak dijaga dengan baik,ā sambungnya.
Ia pun mengajak semua pihak untuk berkolaborasi demi merawat keberagaman agar Indonesia tetap menjadi rumah bersama bagi semua. Cara menjaga toleransi dengan tetap bersilaturahmi dengan siapa saja tanpa melihat latar belakang suku, agama, dan golongan.
Perdamaian dan keadilan
Festival #BedaSetara tahun ini mengambil tema āPerdamaian Tanpa Keadilan adalah Ilusiā. Tema tersebut diambil dari pernyataan Gus Dur yang cukup terkenal. Hal ini yang menjadi spirit festival bahwa perjuangan merawat toleransi harus disertai dengan perjuangan menegakkan keadilan.
āToleransi bukan sekadar hidup berdampingan, namun juga memastikan akses yang setara bagi semua,ā ujar Jay Akhmad.
Ia pun menyoroti hasil riset beberapa lembaga seperti Setara Institute yang menyebut angka intoleransi terutama atas nama agama masih tinggi.
"Toleransi menghadapi sejumlah tantangan, mulai dari perilaku intoleran hingga toleransi yang dibajak. Di media sosial, banyak pihak yang membawa kata toleransi justru untuk bertindak intoleran,ā ujarnya.
Indonesia, lanjutnya, mengalami banyak pekerjaan rumah dalam upaya menegakkan keadilan. Oligarki, korupsi, ketimpangan sosial, dan perusakan lingkungan menjadi contohnya. Situasi ini semakin pelik apabila dikaitkan dengan politik elektoral. Masyarakat seolah-olah terbagi menjadi kelompok toleran dan intoleran.
āPadahal kita harus bersikap kritis bahwa problem utamanya soal keadilan,ā pungkasnya.
Kontributor: Suci Amaliyah
Editor: Muhammad Faizin
Terpopuler
1
Hasil Sidang Sengketa Pilpres 2024: Seluruh Permohonan Anies-Muhaimin Ditolak MK
2
Ini Profil Delapan Hakim MK yang Putuskan Sengketa Pilpres 2024
3
Apa Itu Dissenting Opinion dan Siapa Saja Hakim yang Pernah Melakukannya?
4
Sidang Putusan MK, Berikut Petitum Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud
5
Lolos Perempat Final Piala Asia U-23, Lawan Berat Menanti Timnas Indonesia
6
Terkait Hasil Pemilu, PBNU Serukan Patuhi Putusan Mahkamah Konstitusi
Terkini
Lihat Semua