Nasional

Peringati Harlah Ke-60, PMII Istighotsah dan Doa Bersama Secara Daring

Sel, 14 April 2020 | 13:30 WIB

Peringati Harlah Ke-60, PMII Istighotsah dan Doa Bersama Secara Daring

Ketua Umum PB PMII Agus Herlambang menjelaskan ibarat seorang manusia usia 60 tahun merupakan usia yang sangat matang. (Foto: Istimewa)

Jakarta, NU Online
Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) akan merayakan Hari Lahir (Harlah) ke-60 tahun pada Jumat (17/4). Rangkaian Harlah organisasi mahasiswa NU yang lahir pada 17 April 1960 tersebut diisi dengan Istighotsah dan Doa Bersama yang akan dilangsungkan secara secara online. 
 
Tiga pendiri PMII dan Ketua Mabinas PMII yaitu KH Nuril Huda, Ahmad Khalid Mawardi, KH Munsif Nahrowi dan Abdul Muhaimin Iskandar akan ikut serta membersamai Refleksi 60 Tahun PMII. 
 
Selanjutnya, kegiatan perayaan Harlah juga akan diisi dengan tausiah oleh Gus Muwaffiq dan Gus Miftah. Keduanya masih dalam konfirmasi panitia.
 
Meskipun seluruh rangkaian Harlah ke-60 PMII digelar secara online, kader-kader PMII dapat menyaksikan tayangan langsung melalui live streaming. 
 
"Empat hari lagi kita Harlah. Kami akan adakan Istighotsah dan Doa Bersama Online di tanggal 17 malam pukul 20.00 WIB. Tiga pendiri PMII dan Mabinas hadir. Penceramah Gus Muwafiq atau Gus Miftah," kata Ketua Umum PB PMII Agus Mulyono Herlambang kepada NU Online, Selasa (14/4). 
 
Seluruh rangkaian, lanjut Agus, masih dalam tahap persiapan panitia. Jika memungkinkan agenda Harlah tersebut akan digelar dua hari yakni Jumat (17/4) malam dan Sabtu (18/4) malam. 
 
Ia menjelaskan, jika diibaratkan seorang manusia usia 60 tahun merupakan usia yang sangat matang. PMII berupaya terus memaksimalkan peranannya bagi bangsa agama dan negara melalui pendekatan-pendekatan kaderisasi dan program pengabdian kepada umat. 
 
Secara jumlah, ujar Agus, PMII sudah sangat mumpuni karena PMII termasuk organisasi yang paling banyak memiliki kader di seluruh kampus Indonesia. Setiap kepengurusan PB PMII dari tahun ke tahun, lanjutnya, selalu mengoptimalkan kaderisasi di kampus-kampus umum dan luar negeri. 
 
Selain itu, yang akan menjadi catatan penting PMII kedepan yakni penguasaan kader-kader terhadap dunia digital. Hal itu menurutnya penting, apalagi pandemi corona kedepan juga tidak ada yang bisa memprediksi kapan berakhir. Pandemi Covid-19, ucap dia, mengharuskan kader-kader PMII melek tekhnologi agara kerja-kerja organisasi tetap berjalan. 
 
"Dalam beberapa waktu yang akan datang, akan ada budaya yang berubah. Saat ini saja teman-teman sudah mulai rapat di aplikasi zoom dan sebagainya. Kalaupun sudah normal aktivitas akan berlanjut sehingga PMII kedepan harus punya aturan bagaimana menjalankan organisasi ini secara digital. Secara efektif," tuturnya. 
 
Untuk diketahui, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) lahir di Surabaya 17 April 960. PMII didirikan dilatarbelakangi kebutuhan dalam menjawab tantangan zaman. Berdirinya organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia bermula dengan adanya hasrat kuat para mahasiswa NU untuk mendirikan organisasi mahasiswa yang berideologi Ahlusssunnah wal Jama'ah
 
Adapun 13 pendiri PMII adalah
1. A. Khalid Mawardi (Jakarta)
2. M. Said Budairy (Jakarta)
3. M. Sobich Ubaid (Jakarta)
4. Makmun Syukri (Bandung)
5. Hilman (Bandung)
6. Ismail Makki (Yogyakarta)
7. Munsif Nakhrowi (Yogyakarta)
8. Nuril Huda Suaidi (Surakarta)
9. Laily Mansyur (Surakarta)
10. Abd. Wahhab Jaelani(Semarang)
11. Hizbulloh Huda (Surabaya)
12. M. Kholid Marbuko (Malang)
13. Ahmad Hussein (Makassar)
 
Pewarta: Abdul Rahman Ahdori 
Editor: Kendi Setiawan